Jelang Larangan Mudik, PO Safari Dharma Raya Tetap Jual Tiket Sampai 5 Mei 2021
Selain menjual tiket, lonjakan penumpang bus juga terjadi salah satunya di PO Safari Dharma Raya.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan larangan mudik 2021 tampaknya membuat sejumlah perusahaan otobus (PO) menggencarkan penjualan tiket hingga batas akhir yakni 5 Mei 2021.
Selain menjual tiket, lonjakan penumpang bus juga terjadi salah satunya di PO Safari Dharma Raya.
Bus yang melintas hingga kawasan Nusa Tenggara Barat ini masih menjadi primadona bagi pendidik asal jawa dan perantau dari Pulau Lombok dan Sumbawa (Bima).
Marissa Leviani, Business Development Safari Dharma Raya mengatakan bahwa penjualan tiket di po tersebut akan dilakukan hingga sebelum tanggal larangan mudik 6-17 Mei 2021.
Baca juga: Tarif Lebaran Bus Double Decker PO Gunung Harta ke Malang Tembus Rp 1,5 Juta, Ini Rincian Lengkapnya
"Kami tetap beroperasi seperti biasa. Baik sebelum dan saat pelarangan tetap kami layani saja. Namun pada fase penyekatan kami akan beroperasi dengan mengikuti syarat-syarat untuk penumpang sesuai Permenhub No 13 Tahun 2021," kata Marissa saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (21/4/2021).
Baca juga: Tarif Tiket Lebaran Bus Double Decker PO Murni Jaya ke Jogja Tembus Rp 500 Ribu
Marissa mengaku, jika perusahaan busnya tersebut juga menaikkan tarif sebelum larangan mudik. Namun, kenaikan itu masih dalam ambang batas wajar meski pihaknya tidak merinci kenaikan harga tersebut.
Baca juga: Ada Larangan Mudik, PO Haryanto Alami Lonjakan Penumpang Sejak Sebelum Ramadhan
"Iya kami juga tetap menaikan harga tiket namun tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Kasihan pak bila orang benar-benar terdesak dan harga tiket terlalu mahal," tuturnya.
Baca juga: Kominfo Beber 8 Hal Terkait Larangan Mudik Lebaran
Lonjakan penumpang yang menggunakan Safari Dharma Raya juga terjadi sejak sepekan terakhir. Menurut Marissa, ada peningkatan jumlah penumpang dari NTB menuju Jakarta dan sebaliknya.
"Untuk sepekan terakhir ada peningkatan okupansi penumpang dari daerah NTB menuju Jakarta, Jateng dan sebaliknya."
"Namun untuk pergerakan di rute kami di pulau jawa masih belum, kemungkinan akan terjadi awal Mei nanti. Rata-rata kenaikan penumpang berkisar antara 30-40 Persen," tutup Marissa.
Seperti diketahui, banyak PO bus kompak menaikkan tarif ongkos jelang larangan mudik. Bahkan beberapa PO bus menerapkan tarif progresif yakni menaikkan harga di tiap pekan hingga berkisar Rp 400 ribu - Rp 900 ribu tergantung jenis dan kelas bus yang dipilih.