Kemenperin Pamer Potensi Industri Otomotif Indonesia di Expo 2020 Dubai
Indonesia yang diwakili Kementerian Perindustrian berpartisipasi di Expo 2020 Dubai melalui Business Forum Expo 2020 Dubai.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
Apalagi, Pemerintah Indonesia sedang fokus dalam pengembangan industri kendaraan listrik.
Sudah ada beberapa peraturan dan kebijakan yang diterbitkan dalam upaya memberikan kemudahan untuk mendatangkan investor di Tanah Air.
"Salah satu investasi yang digenjot adalah pengembangan baterai. Sebab, itu merupakan komponen utama dalam electric vehicle (EV) dan Indonesia punya raw material-nya berupa aluminium, tembaga, graphite, nikel, mangan dan cobalt," ungkapnya.
Indonesia telah menerapkan peta jalan pengembangan kendaraan listrik melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 tahun 2020.
"Sangat penting untuk investor berinvestasi di Indonesia karena kami yakin di masa depan akan terjadi peningkatan demand EV di dunia. Indonesia punya target pengembangan komponen utama untuk EV seperti baterai, motor elektrik dan inverter," imbuh Taufiek.
Baca juga: Punya Nilai Ekonomi Rp 750 Triliun, Kemenperin Fokus Hilirisasi Industri Sawit
Sementara itu, pada sektor industri elektronik, pemerintah sedang berupaya meningkatkan jaringan 5G dalam mendukung infrastruktur digitalisasi di Indonesia. Langkah ini juga perlu penguatan ekosistemnya sehingga bisa berdaya saing.
"5G for digitalization juga diterapkan dalam precision monitoring and control, augmented reality and remote expert, advanced predictive maintenance, remote robot control, manufacturing as a service, dan automated guided vehicle pada industri- industri yang membutuhkan dukungan jaringan 5G," sebutnya.
Kemenperin sudah mendukung pembangunan ekosistem 5G melalui beragam kebijakan strategis, misalnya regulasi terkait konten lokal dan pemberian insentif.
"Sudah banyak perusahaan lokal yang berkontribusi untuk setup hardware. Selain itu, kolaborasi antara lembaga pendidikan dengan technopark yang didukung oleh vendor domestik," ujarnya.
Namun demikian, upaya tersebut memerlukan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang sesuai kebutuhan. Misalnya, keahlian yang berkaitan dengan software, infrastruktur, hardware dan lainnya.
"Oleh karena itu, kami mengundang kepada para investor untuk ambil bagian dalam transformasi 5G, dengan menguatkan penerapan industri 4.0 di Indonesia," ucap Taufiek.