Kenali Bahaya Microsleep saat Berkendara, Simak Cara untuk Mencegahnya
Microsleep biasanya berlangsung dalam satu hitungan detik hingga satu dua menit, namun bisa lebih lama apabila orang tersebut benar-benar tertidur
Editor: Muhammad Zulfikar
Mencegah microsleep
Mengingat bahaya yang bisa ditimbulkan karena mengalami microsleep ketika berkendara, diperlukan pencegahan agar hal itu tidak terjadi.
Menurut Andreas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan microsleep, salah satunya yakni beristirahat ketika sudah merasa lelah dan mengantuk.
“Obatnya ya tentu saja tidur. Pinggirkan kendaraan dulu, kemudian tidur barang 15 atau 30 menit,” tuturnya.
Sedang, bila akan berkendara jarak jauh, lanjut Andreas, seminggu sebelumnya harus cukup tidur sekitar tujuh sampai sembilan jam setiap malam.
Misalnya, jika Anda terbiasa tidur pada malam hari, maka hindari berkendara jarak jauh pada malam hari. Namun jika terbiasa tidur pada siang hari, berkendara pada malam hari tidak menjadi masalah.
“Kemudian berhenti untuk stretching, baru lanjutkan perjalanan,” terang Andreas.
Baca juga: Pemuda Malaysia Meninggal dalam Kecelakaan yang Disebabkan Microsleep, Tidur Singkat Merenggut Nyawa
Microsleep rentan terjadi di jalan tol
Microsleep rentan terjadi di kondisi perjalanan yang stagnan. Misalnya jalan yang memiliki rute jalur lurusan panjang, seperti jalan tol atau jalur yang sudah sering pengemudi lewati.
"Ketika kondisi stagnan pengemudi cenderung bosan sehingga hanya melihat jalan tanpa melakukan antisipasi. Kondisi ini yang membuat otak tidak aktif bekerja," ujar Jusri Pulubuhu Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), kepada Kompas.com.
Ia menambahkan, microsleep bisa juga terjadi saat mata terbuka, ketika tengah berkendara. Kondisi di mana mata terbuka, tetapi kesadaran hilang, ini tentu sangat berbahaya.
"Misalnya, seandainya mobil sedang melaju pada kecepatan 70 kilometer per jam (kpj), microsleep selama 3 detik membuat kendaraan melaju tanpa kendali sejauh 200 meter," kata Jusri.
Maka dari itu, jangan mengabaikan rasa lelah atau ngantuk ketika berkendara. Langkah paling baik adalah berhenti di tempat peristirahatan atau rest area dan istirahat sejenak.
"Bisa dibuat waktu periodik istirahat, misal setiap perjalanan dua jam sekali berhenti istirahat," ujar Jusri.
Baca juga: Belajar dari Kasus Vanessa Angel, Waspadai Risiko Microsleep karena Kelelahan Saat Nyetir Jauh
Apa itu microsleep?