Kiat Cek Keaslian Suku Cadang Shockbreaker Motor, Untuk Terhindar dari Barang Palsu
Suku cadang asli punya harga eceran tertinggi yang tidak jauh berbeda di setiap toko, sehingga perlu diwaspadai apabila ditawarkan terlalu murah
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak pemilik motor mencari suku cadang shockbreaker yang mulai rusak.
Anda perlu berhati-hati saat ingin membeli suku cadang ketika servis shockbreaker motor, karena banyak suku cadang palsunya.
Namun tidak perlu khawatir, sebab salah satu bengkel spesialis shockbreaker bagikan tips cara membedakan suku cadang asli dan palsu yang bisa kalian coba.
“Bisa periksa dulu harga pasaran suku cadang shockbreaker yang dicari, bisa lihat di online atau langsung cek di bengkel resmi,” ujar Romandono, pemilik bengkel Joko Shock Jaya yang workshopnya ada di Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Suku cadang asli punya harga eceran tertinggi yang tidak jauh berbeda di setiap toko, sehingga perlu diwaspadai apabila ditawarkan dengan banderol terlalu murah.
Baca juga: Cara Mengecek Endapan Oli Mesin di Sepeda Motor
Selain itu, periksa juga kemasan suku cadang, karena kalau asli bakal terdapat stiker hologram atau label produk yang punya kode part sesuai dengan isinya.
Seandainya pun ada yang asli dan dibandingkan tampak serupa, kualitas produk palsu atau imitasi tentu diragukan.
“Terutama suku cadang sokbreker yang kerjanya bergesekan. Kalau nekat pakai imitasi biasanya enggak lama shockbreaker pasti cepat jebol dan bocor,” yakinnya.
Baca juga: Cara Mendeteksi Rem Motor yang Mulai Masuk Angin
Pak De kasih contoh di as shockbreaker yang banyak dicari, untuk barang palsu biasanya krom yang melapisinya tidak rata dan tidak halus yang bikin gampang terkelupas ketika sok bekerja.
Makanya, saat beli as shockbreaker pastikan permukaan kromnya halus dan rapi agar awet ketika digunakan.
Demi menjaga kepuasan konsumen, bengkel Joko Shock Jaya sendiri hanya menerima pemasangan suku cadang asli.
“Sebab dengan menjual atau menerima pemasangan suku cadang imitasi, pasti konsumen nanti jadi enggak puas dengan hasilnya,” jelas Pak De.(*)