Pegawai Tesla Asal Ukraina yang Ikut Wajib Militer Melawan Rusia Tetap Akan Terima Gaji
Para pegawai Tesla asal Ukraina yang menjalani wajib militer bela negara melawan Rusia tetap akan mendapatkan gaji setidaknya selama tiga bulan.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Para pegawai Tesla asal Ukraina yang diminta pulang ke negaranya dalam rangka wajib militer bela negara melawan Rusia tetap akan mendapatkan gaji setidaknya selama tiga bulan.
Kabar tersebut diumumkan melalui email yang dikirim perusahaan kepada karyawan Tesla di Eropa, Timur Tengah dan Afrika seperti dikutip CNBC, Kamis (10/3/2022).
Setelah tiga bulan, Tesla akan mengevaluasi lagi untuk menentukan apa lagi yang akan dibutuhkan mereka untuk melawan militer Rusia.
Dari isi email yang dikirim pada hari ke-12 setelah Rusia menginvasi Ukraina, karyawan Tesla mendapat pujian karena membantu SpaceX, membawa layanan internet satelit Starlink ke Ukraina.
Baca juga: Terdampak Perang Rusia-Ukraina, Misi Peluncuran Roket Soyuz Dibatalkan
Pujian itu ditujukan kepada tim energi Tesla yang telah merakit dan menyediakan sistem penyimpanan energi baterai lithium ion yang dikenal sebagai Tesla Powerwalls untuk menjalankan peralatan Starlink di Ukraina.
Karyawan menggunakan inverter dan kabel pengisi daya sumbangan Tesla untuk merakit sistem Starlink dan Powerwall.
Baca juga: General Motors Ikut Hentikan Ekspor Mobil ke Rusia
Mereka juga membuat kabel AC di pabrik baru Tesla yang sedang dibangun di luar Berlin untuk membantu memberi daya pada peralatan Starlink.
Meskipun Tesla tidak beroperasi di Ukraina, perusahaan mengatakan ada sekitar 5.000 pemilik mobil Tesla di negara.
Baca juga: Daftar Negara yang Dianggap Rusia Tak Bersahabat: Kanada, Inggris, AS, hingga Jepang
Mereka dan pemilik EV lainnya dapat memperoleh pengisian daya kendaraan secara gratis di beberapa stasiun Supercharger milik Tesla di Polandia, Hongaria, dan Slovakia.
Sebelumnya, General Motors (GM) dan Ford di AS telah menangguhkan bisnis mereka di Rusia setelah invasi negara itu ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.