Hacker Berhasil Bobol Mobil Tesla Hanya Dengan Sistem Bluetooth
peneliti yang bernama Sultan Qasim Khan melakukan uji coba kerentanan pada sistem keamanan aplikasi kunci digital milik kendaraan Tesla Inc
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEW.COM, LONDON – Perusahaan keamanan siber NCC Group yang berbasis di Manchester, Inggris menyebut bahwa jutaan kunci digital yang tersemat pada kendaraan Tesla Inc dengan mudah dapat dibobol hanya dengan sistem bluetooth.
Hal ini diketahui publik setelah perusahaan NCC Group mengunggah sebuah video kepada Reuters, dalam video tersebut terlihat salah satu peneliti yang bernama Sultan Qasim Khan, melakukan uji coba kerentanan pada sistem keamanan aplikasi kunci digital milik kendaraan Tesla Inc.
Qasim Khan dengan mudah membobol teknologi bluetooth pada kunci digital, hanya dengan menggunakan perangkat relai kecil yang terpasang pada laptop.
Baca juga: Penjualan Mobil Listrik di Australia Meningkat, Tesla Model 3 Pimpin Pangsa Pasar
Perangkat tersebut dimanfaatkan untuk menghubungkan akun perentas dengan pemilik ponsel pengendara Tesla.
Setelah kedua perangkat tersebut terhubung, barulah perangkat relai memanipulasi bluetooth sehingga sistem tidak dapat melacak keberadaan perentas.
Sebagai informasi, sebagian besar produk kendaraan Tesla Inc dirancang dengan menggunakan protokol Bluetooth Low Energy (BLE), sistem inilah yang memungkinkan penggunanya untuk dapat mengendalikan mobil hanya dengan menggunakan ponsel.
Meski menawarkan kecanggihan bagi pengguna, namun lemahnya sistem keamanan yang tersemat pada BLE, membuat para hacker dengan mudah membobol hingga mengendarai kendaraan. Hal ini tentunya merugikan para pengguna mobil Tesla.
Tak lama dari uji coba kerentanan tersebut, NCC Group langsung mengirimkan laporan risiko keamanan kepada perusahaan Tesla Inc, namun hingga saat ini pihak perwakilan Tesla masih enggan untuk memberikan respons apapun terkait isu tersebut.
"Ini membuktikan bahwa setiap produk yang mengandalkan koneksi BLE tepercaya rentan terhadap serangan bahkan dari belahan dunia lain," kata perusahaan NCC Group.
Baca juga: Polisi Italia Cegah Serangan Hacker Pro-Rusia Selama Penyelenggaraan Kontes Eurovision
Sebelum adanya uji coba sistem keamanan ini kendaraan milik Tesla Inc juga pernah mengalami kasus serupa, tepatnya pada awal tahun 2020 lalu. Dimana seorang peneliti Lennert Wouters, melakukan aksi pembobolan pada Tesla model X, dengan memanfaatkan dua titik lemah yaitu keyfob dan sistem Bluetooth.
Dari berbagai kasus diatas CEO NCC Group mengimbau agar perusahaan Tesla dapat meningkatkan sistem keamanan pada protokol BLE yang disematkan pada kendaraannya, dengan begitu pengguna kendaraan Tesla dapat terhindar dari risiko pembobolan yang berbahaya.