MLFF Bikin Metode Bayar Jalan Tol Tambah Banyak: Bisa Pakai Dompet Digital Sampai Kartu Debit
Pemerintah akan menggantikan sistem pembayaran jalan tol yang tidak lagi menggunakan uang elektronik berbasis kartu tol.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan menggantikan sistem pembayaran jalan tol. Bila tidak ada aral melintang, pada akhir 2022, pembayaran tol tidak lagi menggunakan uang elektronik berbasis cip atau kartu tol.
Pemerintah akan menggunakan alat pembayaran nir sentuh melalui sistem Multi Lane Free Flow (MLFF). Terkait hal ini, Bank Indonesia (BI) sebagai regulator sistem pembayaran di Indonesia angkat bicara.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta mengatakan, MLFF merupakan penerapan teknologi transaksi non tunai nir sentuh yang diinisiasi Kementerian PUPR.
Rencana penerapan metode ini mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 18 Tahun 2020 tentang Transaksi Tol Non Tunai Nirsentuh di Jalan Tol. Tujuannya, untuk meningkatkan efisiensi sistem transaksi dan pelayanan di jalan tol.
BI sebagai otoritas sistem pembayaran mendukung inisiatif MLFF dengan memastikan model bisnis pembayaran MLFF sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sejalan dengan prinsip sistem pembayaran.
"Antara lain non-eksklusif, interkoneksi, interoperabilitas, menjangkau seluruh user, dan meleverage industri sistem pembayaran agar terjadi kompetisi yang sehat dengan tetap mengedepankan perlindungan konsumen dan mitigasi risiko,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (21/5/2022).
Saat ini progres MLFF masih dalam tahap inisiasi pengembangan yang dilakukan KemenPUPR bersama Badan Usaha Pelaksana (BUP) MLFF terpilih.
KemenPUPR dan BUP tengah merumuskan model bisnis MLFF, termasuk aspek pembayaran.
Fili menekankan, BI secara berkelanjutan memfasilitasi dan membantu mengevaluasi model bisnis tersebut, terutama yang terkait sistem pembayaran.
“Sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam PermenPUPR Nomomor 18 Tahun 2020 Pasal 3 ayat 2 diatur bahwa dalam hal transaksi tol non tunai nirsentuh di jalan tol (MLFF) telah diterapkan pada ruas jalan tol, maka kartu uang elektronik tidak dapat digunakan untuk transaksi tol non tunai,” tambahnya.
Baca juga: Transaksi Tol Nir Sentuh MLFF Jadi Solusi Atasi Macet dan Antrean di Gerbang Tol
Sebagai implikasi kebijakan, Fili menyebut, pembayaran jalan tol ke depan akan beralih dari uang elektronik berbasis chip menjadi instrumen pembayaran berbasis akun dan server yang dihubungkan dengan antara lain uang elektronik berbasis server (dompet digital), kartu debit, dan/atau kartu kredit.
Sementara itu, uang elektronik berbasis cip tetap dapat digunakan di berbagai ekosistem transportasi di luar jalan tol seperti perparkiran dan moda transportasi serta pembayaran ritel lainnya. Sehingga kartu yang dimiliki pengguna jalan tol masih terus dapat dimanfaatkan.
Baca juga: Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh MLFF Berlaku Akhir 2022, Berikut Perbedaannya dengan E-toll
Ia menyebut implementasi pembayaran jalan tol dengan instrumen berbasis akun tersebut sangat bergantung pada timeline dan strategi implementasi MLFF yang akan ditetapkan KemenPUPR.
Dalam masa transisi, uang elektronik berbasis chip masih dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran jalan tol hingga MLFF diimplementasikan secara penuh.
“BI mendorong agar implementasi MLFF menggunakan instrumen berbasis akun dilakukan secara bertahap melalui strategi yang soft landing dengan edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan, untuk memitigasi terjadinya dispute transaksi dan pelanggaran di jalan tol,” kata Fili.
Pengertian MLFF
Mengutip dari indonesiabaik.id, Multi Lane Free Flow (MLFF) adalah proses pembayaran tol tanpa berhenti.
Sehingga saat melakukan transaksi pembayaran, pengguna jalan tol tidak harus menghentikan kendaraannya di gerbang tol.
Jenis teknologi yang diterapkan pada MLFF yaitu Global Navigation Satelit System (GNSS).
Global Navigation Satelit System (GNSS) merupakan sistem yang memungkinkan melakukan transaksi melalui aplikasi di smartphone dan dibaca melalui satelit.
Nantinya, GNSS akan memakai alat yang dipasang di dalam mobil.
Oleh karena itu, saat kendaraan berada di gardu jalan tol, alat itu akan terbaca melalui sistem di satelit.
Selain GNSS, perangkat yang akan diterapkan pada MLFF adalah Electronic On-Board Unit atau dikenal dengan E-OBU, dan Electronic Route Ticket.
Perangkat tersebut akan memudahkan pengguna untuk memilih titik masuk dan keluar sesuai rute perjalanan sekali pakai.
Sementara itu, Danang menjelaskan, MLFF memiliki manfaat yang besar bagi pengguna jalan tol. Salah satu manfaatnya adalah menghilangkan waktu antrian menjadi nol (0) detik.
Sebelumnya, penggunaan uang elektronik (E-Toll) telah mengurangi waktu transaksi menjadi 4 detik dibandingkan transaksi manual 10 detik.
Kemudian manfaat lainnya adalah efisiensi biaya operasi dan juga meminimalisir bahan bakar kendaraan.
"Selain memudahkan pengguna jalan karena bayar tol tanpa hambatan, informatif, aman, nyaman dan berkelanjutan dan juga dapat meningkatkan efisiensi pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat," Kata Danang.
Diterapkan Akhir 2022
MLFF ditargetkan bisa mulai diterapkan akhir tahun 2022. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parkesit memastikan hal ini kepada Kompas.com, Senin (22/11/2021).
"Mulai Desember 2022, sudah implementasi sistem MLFF di sebagian wilayah dan area Jabodetabek adalah salah satu kandidatnya. Kemudian juga Tol Trans-Jawa," jelas Danang.
Menurut Danang, keputusan untuk implementasi fase I akan diturunkan pada Maret 2022.
Perlu diketahui, sistem MLFF merupakan inovasi pembayaran non-tunai nirsentuh yang dapat menciptakan efisiensi, efektivitas, keamanan, dan kenyamanan dalam bertransaksi di jalan tol Indonesia.
MLFF diterapkan dengan menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) pada aplikasi khusus jalan tol di gawai pintar.
Kemudian, Global Positioning System (GPS) akan menentukan lokasi yang dideterminasi oleh satelit dan proses map-matching akan berjalan di sistem sentral.
Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif.
Dengan sistem ini, nantinya pengendara tidak perlu berhenti di gerbang tol sehingga dapat mempersingkat waktu tempuh.
Pada tahap awal, sistem transaksi jalan bebas hambatan ini akan diterapkan di 40 jalan tol eksisting di Pulau Jawa dan Bali, termasuk Jabodetabek dan Tol Trans-Jawa.
Berikut ini daftar 40 jalan tol tersebut:
Tol Jakarta-Tangerang
Tol Tangerang-Merak
Tol Prof Dr Sediyatmo
Tol JORR W1 Kebon Jeruk-Penjaringan
Tol JORR W2 Utara Kebon Jeruk-Ulujami
Tol Pondok Aren-Bintaro Viaduct-Ulujami
Tol Pondok Aren-Serpong
Tol JORR Non S (W2S-E1-E2-E3)
Tol JORR S Pondok Pinang-Ulujami
Akses Tol Tanjung Priok
Tol Cawang-Tanjung Priok-Ancol Timur-Jembatan Tiga/Pluit
Tol Cawang-Tomang-Pluit
Tol Ciawi-Sukabumi
Tol Depok-Antasari
Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu
Tol Cinere-Jagorawi
SS Cimanggis-SS Raya Bogor
Tol Bogor Ring Road
Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi)
Tol Jakarta-Cikampek
Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang
Tol Padalarang-Cileunyi
Tol Soreang-Pasir Koja
Tol Cikampek-Palimanan
Tol Palimanan-Kanci
Tol Kanci-Pejagan
Tol Pejagan-Pemalang
Tol Pemalang-Batang
Tol Batang-Semarang
Tol Semarang Section ABC
Tol Semarang Solo Seksi I, II, III
Tol Solo-Ngawi
Tol Ngawi-Kertosono
Tol Kertosono-Mojokerto
Tol Surabaya-Mojokerto
Tol Surabaya-Gempol
Tol Simpang Susun Waru-Bandara Juanda
Tol Surabaya-Gresik Tol Gempol-Pasuruan
Tol Gempol-Pandaan
Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa
Reporter: Maizal Walfajri/Farrah Putri. Sebagian artikel ini dikutip dari Kontan