Konflik Ukraina Makin Memburuk, Nissan Tangguhkan Produksi Kendaraan di Rusia
Nissan menangguhkan produksi kendaraannya di Rusia untuk paruh pertama tahun ini mulai 1 April 2022 karena makin memburuknya konflik Rusia dan Ukraina
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Nissan Motor memutuskan menangguhkan produksi kendaraannya di Rusia untuk paruh pertama tahun ini mulai 1 April 2022 karena makin memburuknya konflik Rusia dan Ukraiana.
“Pekerja telah diberitahu dan produsen mobil akan terus memantau situasi dan meminimalkan dampaknya.” kata CEO Nissan Motor, Makoto Uchida seperti dilansir dari Reuters, Rabu (29/6/2022).
Sebelumnya, Nissan telah menghentikan ekspor produk otomotif di Rusia pada Maret, setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina.
Penangguhan produksi itu muncul ketika perusahaan-perusahaan di seluruh dunia berada di bawah tekanan untuk memutuskan hubungan bisnis dengan Rusia.
Menurut Teikoku Databank, hanya ada 2,4 persen perusahaan Jepang yang masih beroperasi di Rusia.
Sementara itu, Mitra aliansi Nissan, Renault SA telah menarik diri dari Rusia pada Mei setelah menuai kritik atas kehadirannya di negara tersebut.
Baca juga: Nissan Pamerkan Mobil Bertenaga Listrik di Metaverse
Uchida juga mengatakan bahwa Nissan telah melakukan pembicaraan dengan Renault tentang masa depan kendaraan listrik (EV) setelah produsen mobil asal Prancis itu mengisyaratkan untuk melepas unit EV-nya.
Renault merombak bisnisnya sebagai tanggapan terhadap elektrifikasi industri otomotif dan pada bulan April, Renault mempertimbangkan semua opsi termasuk mendaftarkan bisnis EV-nya.
Baca juga: Nissan Kicks e-Power Dinobatkan Sebagai Best of Electric Vehicle 2022
Nissan sebagai pelopor mobil listrik Leaf mengatakan, terlalu dini mempertimbangkan untuk melepaskan divisi EV-nya sendiri.
"Kami akan dengan hati-hati mengeksplorasi masalah dari setiap sudut, dan memutuskan sendiri," kata Uchida.
Baca juga: Nissan Luncurkan Baterai Solid-State Khusus untuk Kendaraan Listrik
Nissan yang memiliki 15 persen saham tanpa hak suara di Renault, akan mengungkapkan isi perjanjian dalam laporan sekuritas tahunan, sejauh tidak melanggar kewajiban kerahasiaan.
Nissan juga tidak akan terlibat langsung dengan restrukturisasi dengan mantan pemasok utama Marelli Holdings Co Ltd, meskipun akan melanjutkan kolaborasi.