Pembelian Pertalite Dibatasi, Pentingnya Gunakan BBM Sesuai dengan Spesifikasi Mesin Kendaraan
Pemanfaatan BBM sesuai rekomendasi pabrikan bertujuan untuk kesempurnaan proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mulai melakukan pembatasan penggunaan BBM Pertalite dengan nilai oktan 90 sejak 1 Juli 2022.
Sebagai pengguna mobil Toyota tentunya tak perlu khawatir, terlebih kendaraan Toyota bermesin bensin direkomendasikan menggunakan BBM dengan nilai oktan atau RON (Research Octane Number) minimal 92.
Hal ini sesuai dengan teknologi dan karakter mesin Toyota yang membutuhkan BBM berkualitas sebagai upaya menjaga performa.
Baca juga: Pertamina Klaim Pendaftar BBM Subsidi Tembus 50 Ribu
Mesin bensin terkini Toyota di Indonesia sudah mengandalkan teknologi canggih seperti katup variabel ganda (Dual VVT-i).
Penghasil tenaga modern seperti ini menuntut kualitas bahan bakar yang sesuai kebutuhan agar dapat bekerja secara optimal.
"Penggunaan bensin sesuai rekomendasi pabrikan sangat penting artinya bagi kendaraan supaya dapat bekerja dengan baik. Mesin yang prima dan efisien membuat tenaganya dapat disalurkan dengan mudah dan menjaga konsumsi bensin tetap irit dan menghindari masalah pada mesin di kemudian hari," tutur Aftersales Business Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara.
Auto2000 membagikan manfaat penting menggunakan BBM sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan:
1. Sesuaikan Nilai Oktan BBM dan Mesin
Pemanfaatan BBM sesuai rekomendasi pabrikan bertujuan untuk kesempurnaan proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin.
Seperti diketahui, mesin mobil zaman now memiliki rasio kompresi yang tinggi. Bahkan untuk mobil LCGC sejenis Agya sekalipun telah memiliki rasio kompresi di atas 10;1 dan membutuhkan bensin dengan RON 92.
Baca juga: Anggota DPR Kritik Pertamina Terkait Penggunaan Aplikasi MyPertamina untuk Beli Pertalite
Sedangkan BBM dengan nilai oktan yang lebih rendah memiliki sifat mudah terbakar, sehingga jika dipakai pada mesin modern Toyota malah akan terbakar sendiri sebelum busi memercikkan api sesuai siklus kerja mesin alias knocking.
Efeknya beragam mulai dari penggunaan BBM yang tak efisien, mobil kehilangan performa sampai pada gangguan mesin seperti knocking.
Apabila dibiarkan menggunakan BBM yang tak sesuai rekomendasi, dalam jangka panjang mesin lebih cepat kelelahan, sehingga mempercepat proses kerusakan komponen didalamnya.