Kiat Jadi Pengusaha Bus Pariwisata Sukses Ala Youtuber Mas Wahid
YouTuber kondang asal Jawa Tengah, Mas Wahid, menceritakan awal mulanya merintis usaha bus pariwisata di Kota Semarang.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - YouTuber kondang asal Jawa Tengah, Mas Wahid, belakangan namanya makin dikenal setelah terjun menjadi pengusaha bus pariwisata di Kota Semarang.
Merintis usaha barunya ini 1,5 tahun lalu dengan satu unit bus bekas eks armada bus malam AKAP (antarkota antar provinsi) yang dia beli dari sebuah perusahaan otobus (PO) di Kudus, Jawa Tengah, jumlah bus yang dimiliki Mas Wahid saat ini mencapai enam buah.
Seluruh armada busnya bermesin dan bersasis Hino dan dia beri nama Pesona.
"Bisnis bus pariwisata saya baru mulai beroperasi 1,5 tahun ini dengan nama PO Pesona. Beli bis bekas di November 2020 saat harga bus bekas jatuh karena pandemi," ujarnya di acara talk show bersama komunitas penggemar bus Bismania Community di booth Hino di hari keempat pameran otomotif GIIAS 2022, Minggu, 14 Agustus 2022.
"Saya beli 1 unit armada bus eks AKAP. Harga bus saat itu lagi bagus. Busnya saya rebody, saya remajakan mesinnya dan interiornya. Sekarang punya enam armada, Hino semua," tuturnya.
Dengan pertimbangan agar mudah memasarkan armada bus pariwisatanya untuk disewakan, Mas Wahid memutuskan menambah jumlah armada.
Dia menjual mobil pribadinya untuk membeli bus satu lagi yang lebih muda, masih bermesin Hino.
Baca juga: Pakai Bus Hino R260 Karoseri Aluminium, Konsumsi BBM Lebih Irit, Bodi Awet 10 Tahun
Dalam perkembangannya, armada-armada lamanya kemudian dijual beli bus yang lebih baru.
Sebagai Youtuber dia sempat mengalami pengalaman kurang nyaman ketika branding busnya dia satukan dengan branding dirinya sebagai Youtuber.
Ketika busnya melanggar lalu lintas di jalan raya, nama Mas Wahid di-mention netizen di akun media sosialnya.
Dia kemudian memutuskan memisahkan bisnis transportasi dengan posisi dia sebagai Youtuber.
Bus per daun kurang nyaman?
Bus-bus yang dioperasikan Mas Wahid umumnya menggunakan suspensi konvensional alias suspensi per daun alias leaf spring.
Dia membantah bus dengan per daun kurang nyaman jika dibandingkan bus dengan air suspension.
"Semua bus pada dasarnya nyaman, semua suspensi juga nyaman. Tinggal perawatannya bagaimana. Asal suspensi dilumasi, tidak akan terdengar kriyet kriyet," kata dia.
Baca juga: 104 Unit Bus Hino FB130 Jadi Armada Trans Jogja
Dia juga siap meladeni permintaan customer. "Mau bus yang nyaman saya siap, mau kejar waktu saya juga siap tapi menyatukan keinginan bus yang nyaman dan kejar waktu itu sulit," tuturnya.
Dia mengatakan, bus Pesona miliknya kini mulai dikenal luas di Jawa Tengah.
"Orderan sewanya sekarang bagus. Untuk pesanan bulan Desember sudah masuk. Untuk sewa bus Pesona di akhir pekan, sekarang dua minggu tak cukup, harus jauh-jauh hari," kata dia.
Dia mengatakan, sebagai pengusaha transportasi, dia memilih bus yang biaya investasinya tidak mahal alias masuk akal.
Baca juga: Begini Cara Kerja Teknologi Air Suspension di Bus Hino R260 AS
"Saya pilih bus yang biaya modalnya tidak tinggi, hemat spare parts, hemat BBM juga. Seperti bus Hino R260 yang saya punya, mau putar kepala, besok balik lagi, tak ada masalah selama sebulan penuh, asal siapkan filter solar dan fan belt," kata dia.
"Bus seperti R260 ini tidak akan sampai mogok atau storing. Ini bukan tipe mobil yang rewel," imbuhnya.
"Sekarang bus saya memang tidak semuanya baru, paling tua usia 2017. Memang (usaha transportasi) kita lahir dari seken," bebernya.
Mas Wahid sadar pentingnya branding. Semua armada busnya dia jaga tetap bersih, bebas dari aksesoris aneh-aneh seperti aneka stiker, kepetan, boneka, lampu strobo dan lain-lain agar tampil bersih dan elegan.
"Semua bus kita repaint dengan cat yang sama warnanya merah putih dengan gambar elang, yang secara filosofis maknanya fokus," ujarnya.
Berapa Lama Balik Modalnya?
"Kalau ngomongin BEP (break event point/balik modal) butuh 3 tahun per unit. Tantangan utama adalah di marketing, strategi pemasaran," ujarnya.
"Di awal 3 bulan pertama saat saya pasarkan sendiri, hanya 30 persen customer yang kenal saya, akhirnya saya cari tenaga marketing senior yang hebat di Semarang," ujarnya.
Kini bus Pesona makin dikenal luas di Semarang dan sekitarnya.
Dia mengatakan, tantangan berbisnis bus pariwisata tidak hanya soal strategi dan kepiawaian memasarkan tapi juga awak bus yang kompak.