GIAC: Pentingnya Regulasi dalam Mendorong Percepatan Elektrifikasi pada Industri Otomotif
Toyota Daihatsu Engineering and Manufacturing Prasanna Ganesh, menyampaikan regulasi pendorong percepatan elektrifikasi sangat diperlukan.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Gaikindo International Automotive Conference (GIAC) yang masuk di dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, membahas masa depan teknologi ramah lingkungan di industri otomotif.
Toyota Daihatsu Engineering and Manufacturing Prasanna Ganesh, menyampaikan regulasi pendorong percepatan elektrifikasi sangat diperlukan.
"Regulasi penting untuk mendukung upaya mereka dalam mempercepat produksi elektrifikasi otomotif. Mengingat tantangan dalam hal pemasaran kendaraan listrik itu punya pendekatan dan metode yang berbeda," ungkap Ganesh dalam seminar GIAC, Kamis (18/8/2022).
Baca juga: Perbandingan Mobil Listrik Mungil Wuling Air ev dan DFSK Mini EV, Ini Spesifikasinya
Chief Operating Officer PT Sokonindo Automobile Franz Wang, menambahkan regulasi menjadi amat penting untuk menjadi jembatan antar pemerintah dan industri.
"Dibutuhkan sokongan regulasi agar titik temu antar industri yang bermain di dalamnya juga dapat sejalan," jelasnya.
Perwakilan AVL List GmbH Franz Kinzer, menyebut percepatan elektrifikasi otomotif di Indonesia adalah soal bagaimana penggunaan komponen baterai di kendaraan listrik, juga sanggup menemui ekspektasi dari calon konsumen.
"Dalam membuat komponen kendaraan listrik terutama hal vital seperti baterai, memang dibutuhkan ragam pengetesan. Mengingat baterai itu adalah berbicara soal lifecycle komponen itu sendiri. Kuncinya adalah bagaimana membuat baterai dengan masa pakai panjang dan punya kemampuan digunakan untuk kendaraan sepanjang masa pakainya," kata Kinzer.
Jika semua kondisi ini bisa berjalan sesuai dengan perencanaan berikut penerapan regulasi dan dukungan semua pihak termasuk peralihan industri menengah dan kecil, bukan tak mungkin target produksi kendaraan listrik minimal 600.000 unit untuk mobil, bus dan truk, serta 3 juta unit untuk motor di Indonesia lebih cepat tercapai.
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, menuturkan antusiasme masyarakat untuk elektrifikasi otomotif terlihat membeludak dan tinggi, terlihat dari pameran GIIAS 2022.
Baca juga: Bisa Diinden di GIIAS 2022, Ini Kecanggihan Teknologi Mobil Listrik Kia EV6 GT-Line
Ini berarti sudah saatnya industri otomotif secara menyeluruh bergerak untuk membawa teknologi terbaru yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan untuk masa depan yang lebih baik.
"Orang-orang butuh teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan bebas dari polutan. Dalam beberapa hari ini kita sudah melihat bagaimana antusiasnya orang-orang terhadap kendaraan listrik. Dari situ saya menganggap bahwa electric mobility bukan sekadar memproduksi kendaraan listrik, industri otomotif dan kelistrikan saja," ucap Menperin.
Agus menambahkan, elektrifikasi juga membawa gambaran yang komprehensif lebih besar tentang bagaimana teknologi yang lebih ramah lingkungan yang seharusnya.
"Indonesia sepakat dengan regulasi COP 2026 untuk memulai net zero emission pada 2060, termasuk menggunakan energi baru dan terbarukan. Termasuk menjaga produksi dan regulasi yang lebih menguntungkan buat semuanya," imbuhnya.
Indonesia ditargetkan akan mulai memproduksi mobil listrik dengan jumlah 600.000 unit mobil listrik, truk listrik dan bus listrik di 2030. Sementara untuk kategori kendaraan roda dua sebanyak 3 juta unit.
Sebagai catatan, sekarang ada empat produsen bus listrik di Indonesia, kemudian tiga produsen mobil listrik dan 31 produsen motor listrik yang punya fasilitas produksi di Indonesia.
Baca juga: Silakan Pilih, Ada 2 Zona Test Drive di GIIAS 2022, Mobil Listrik Disiapkan Indoor di Hall 10
"Transfer teknologi adalah kata kunci dari peralihan ini. Bukan hanya teknologi baterai saja, namun semua hal yang berkaitan dengan kendaraan listrik. Mesin penggerak, baterai dan komponen yang bersentuhan langsung dengan lingkup kendaraan listrik ini harus dijaga," sebut Agus.
Pemanfaatan industri menengah dan kecil untuk memproduksi ragam komponen yang bisa mulai diproduksi untuk semua kendaraan listrik.
"Sehingga semua pihak benar-benar saling bahu-membahu dalam hal percepatan kendaraan listrik di Indonesia. Menurutnya ini adalah simbiosis mutualisme yang sangat baik untuk membuat manufaktur yang besar tetap terkoneksi dengan industri menengah dan kecil," ujar Menperin.