Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Hati-hati Ban Kendaraan yang Kempis Bisa Meletus di Jalan, Ini Penjelasannya

Dinding ban akan bergerak naik turun terus menerus mengikuti kontur jalan kalau dalam kondisi kempis.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Hati-hati Ban Kendaraan yang Kempis Bisa Meletus di Jalan, Ini Penjelasannya
Huffington Post
Tekanan angin di ban mobil harus dalam kondisi prima sebagai upaya menekan kejadian meletus di jalan. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ban menjadi komponen penting pada kendaraan, sehingga kondisinya harus selalu diperhatikan dan dijaga tekanannya.

Saat ban kendaraan kempis, sebaiknya segera diisi angin kembali. Hal ini untuk menghindari berbagai risiko yang bisa menyebabkan ban meletus, karena saat tekanan terlalu rendah bisa terjadi pada dinding ban defleksi (ban mobil menekuk).

Dinding ban akan bergerak naik turun terus menerus mengikuti kontur jalan kalau dalam kondisi kempis.

Baca juga: Mengenal Camber, Caster dan Toe pada Penyetelan Ban Kendaraan

Defleksi yang terjadi pada dinding ban berisiko merusak anyaman kawat baja dinding ban. Ban bisa meletus bila anyaman tersebut tidak sanggup lagi menahan beban gerakan ban.

Ditambah, mobil dengan muatan penuh dalam perjalanan jauh membuat beban kerja ban semakin berat dan memicu panas berlebih, sehingga berpotensi pecah ban.

Kemudian akibat tekanan udara kurang, ban tidak memiliki area kontak dengan aspal (contact patch) yang cukup. Bahkan cenderung berlebih dan tidak merata tekanannya akibat hanya tertumpu di pinggir telapak ban.

BERITA REKOMENDASI

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan ban aus di pinggir sisi luar dan dalam saja. Selain itu, mobil akan terasa semakin berat dikemudikan karena ban yang kempis terlalu kuat daya cengkeramnya ke aspal jalan.

Sedikit banyak masalah ini dapat membuat konsumsi bensin menjadi lebih boros dan telapak ban lebih cepat habis.

Selain itu, kenyamanan berkendara ikut menurun akibat gerakan dinding ban yang tiada henti. Gerakan berlebih pada ban juga dapat terjadi ketika mobil berakselerasi atau melakukan pengereman, termasuk ketika manuver belok ke kiri atau ke kanan.

Akibatnya, mobil kian sulit dikendalikan karena gerakan dinding ban semakin liar, termasuk membutuhkan jarak pengereman yang lebih jauh sehingga mengurangi keselamatan berkendara.

Dalam kondisi ekstrem di mana tekanan udara ban sangat rendah, dapat membuat ban terlepas dari velg.


Aftersales Business Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara, mengatakan pemilik harus ekstra waspada dan hati-hati, jangan sampai tekanan udara ban berkurang dari standar karena risikonya besar, bahkan dapat memicu kecelakaan.

"Lakukan pengecekan menyeluruh ban saat servis berkala untuk memastikan kondisinya selalu prima, termasuk tekanan udara ban agar sesuai aturan," jelas Tara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas