Cruise Perbaiki Perangkat Lunak Self-Driving Usai Sebabkan Kecelakaan Mobil
Cruise telah menarik dan memperbarui perangkat lunak di 80 kendaraan self-driving setelah memicu kecelakaan mobil di San Francisco pada 3 Juni 2022.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO - Startup Cruise LLC milik General Motors telah menarik dan memperbarui perangkat lunak di 80 kendaraan self-driving, setelah menyebabkan kecelakaan mobil di San Francisco, Amerika Serikat, pada 3 Juni 2022 malam.
Pasca kejadian ini Cruise telah mengajukan dokumen penarikan atas permintaan regulator Amerika Serikat (AS).
Dalam dokumen yang diposting Kamis kemarin oleh Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA), Cruise mengatakan perangkat lunak self-driving miliknya seharusnya dapat mengerem keras untuk menghindari kecelakaan dengan mobil lain yang sedang melaju, yang diprediksi akan berbelok ke kanan ke jalur mobil otonom.
Kendaraan yang menabrak tersebut melaju 40 mil per jam (64 kilometer per jam) di jalur dengan batas kecepatan 25 mil per jam. Dalam dokumen tersebut, Cruise mengatakan polisi menemukan bukti kendaraan lain adalah pihak yang paling bersalah dalam insiden tersebut.
Pengemudi di kedua kendaraan tersebut mengalami luka ringan, namun mobil Cruise yang terlibat dalam kecelakaan itu mengalami kerusakaan besar dan telah ditarik.
"Ini adalah penarikan untuk versi perangkat lunak sebelumnya dan tidak memengaruhi atau mengubah operasi on-road kami saat ini," kata Cruise dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari Seattle Times.
Baca juga: Elon Musk Fokus Produksi Kendaraan Self Driving Pada Akhir Tahun 2022
Perusahaan ini mengatakan dalam dokumen tersebut, pembaruan perangkat lunak akan mencegah crash serupa di masa depan. Cruise mengatakan pihaknya telah memperbarui perangkat lunak self-driving-nya.
Melalui pembaruan ini akan meningkatkan kemampuan kendaraan untuk memprediksi di mana kendaraan lain akan melaju,
"Termasuk kondisi yang mirip dengan kejadian luar biasa tunggal yang menjadi subjek pengajuan ini," sebut Cruise dalam dokumen tersebut.
Baca juga: Tesla Kembali Naikkan Harga Perangkat Lunak Full Self Driving Jadi Rp 223 Juta
Dikutip dari Reuters, NHTSA telah meningkatkan pengawasannya terhadap sistem teknologi canggih mengemudi dan sistem kendaraan otonom dalam beberapa bulan terakhir.
Tahun lalu, NHTSA mengarahkan semua produsen mobil dan perusahaan teknologi untuk segera melaporkan kecelakaan yang melibatkan kendaraan self-driving.
Regulator AS ini menambahkan, pihaknya berharap semua produsen mobil dan pengembang sistem mengemudi otomatis dapat memulai penarikan jika perangkat lunaknya menimbulkan risiko yang mengancam keselamatan pengemudi.
Baca juga: Tesla Pecat Karyawannya Setelah Bocorkan Sistem Full Self Driving di YouTube
"Kami mengharapkan semua produsen, termasuk yang mengembangkan sistem mengemudi otomatis, untuk terus memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan mereka untuk memulai penarikan untuk setiap masalah keselamatan yang menimbulkan risiko yang tidak masuk akal terhadap keselamatan," kata NHTSA dalam pernyataannya, yang dikutip dari Reuters.
Maret lalu, perusahaan teknologi Pony.ai setuju untuk menarik kembali beberapa versi perangkat lunak sistem mengemudi otonomnya, setelah menyebabkan kecelakaan di California, Amerika Serikat.