Atasi Krisis Pasokan, General Motors Jalin Kemitraan dengan Lithion Battery
kemitraan bersama ini dilakukan untuk mengolah kembali baterai yang telah digunakan guna mengatasi krisis pasokan dan menekan biaya produksi
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, DETROIT – General Motors (GM) resmi menjalin kemitraan dengan pendaur ulang baterai asal Kanada yakni Lithion Battery.
Dilansir dari Techcrunch, Minggu (25/9/2022) kemitraan bersama ini dilakukan untuk mengolah kembali baterai yang telah digunakan guna mengatasi krisis pasokan dan menekan biaya produksi baterai baru.
Beberapa waktu lalu, pendaur ulang baterai yang berbasis di Nevada, AS yakni Redwood Materials juga telah menjalin kemitraan dengan Ford, Volkswagen dan Volvo, serta kesepakatan dengan Toyota, untuk mengumpulkan, memperbarui, dan mendaur ulang bahan baterai yang selanjutnya akan dikirim ke pabrik baterai North Carolina.
Baca juga: General Motors Gaet Lear Corporation Jadi Pemasok Baterai Ultium
Redwood Materials mengharapkan pasar untuk daur ulang baterai mencapai 18,7 miliar dolar AS pada akhir dekade ini.
“Kemitraan dengan Lithion akan membantu GM membangun rantai pasokan dan strategi daur ulang yang dapat tumbuh bersama kami,” kata Jeff Morrison, wakil presiden pembelian dan rantai pasokan global GM.
“Dalam teknologi Lithion, kami melihat peluang untuk memulihkan dan menggunakan kembali bahan mentah dalam kemasan baterai Ultium kami, membuat EV yang kami produksi lebih berkelanjutan dan membantu menurunkan biaya,” imbuhnya.
Baca juga: Genjot Penjualan di Amerika, General Motors Tawarkan SUV Listrik Seharga 30 Ribu Dolar AS
Lithion berencana untuk meluncurkan operasi komersial pertamanya pada 2023, dengan kapasitas 7.500 metrik ton baterai lithium-ion per tahun. Sementara, peluncuran pabrik hidrometalurgi pertama Lithion dijadwalkan pada 2025 mendatang.