Dirut PLN: Mobil Listrik Masih Dianggap Barang Mewah
Ekosistem kendaraan berbasis listrik di Indonesia masih dalam proses pengembangan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo tidak memungkiri bahwa mobil listrik (electric vehicle/EV) saat ini masih lebih mahal dibandingkan mobil berbasis bahan bakar minyak [BBM].
Ia menjelaskan hal itu wajar karena ekosistem kendaraan berbasis listrik di Indonesia masih dalam proses pengembangan.
“Sekarang mobil listrik masih dianggap barang mewah tapi kita punya Perpres 55 Tahun 2019 tentang Keberpihakan Pada Mobil Listrik dan sekarang sedang kita galakkan kebijakan itu di mana insentifnya luar biasa,” kata Darmawan saat agenda Bincang Dua Puluh di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Darmawan berharap nantinya mobil listrik bukan lagi luxury car dengan catatan apabila sudah didominasi komponen lokal.
PLN terus berupaya rantai pasok kendaraan listrik tidak mengandalkan impor agar harga unit mobil listrik semakin kompetitif.
“Bahkan ada insentif besar-besaran jika ketentuan 50 persen TKDN dipenuhi, salah satunya baterai harus buatan dalam negeri,” ungkapnya.
Darmawan menyadari perlunya langkah kolaborasi seluruh stakeholder untuk mencapai goal dari pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
Baca juga: Citroen Siap Jualan C5 Aircross dan Mobil Listrik ë-C4 di Indonesia
Langkah ini dilakukan untuk mempercepat transisi energi di Tanah Air guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
\“PLN memberikan kemudahan kepada publik dalam proses charging di rumah maupun di luar rumah, semakin mudah masyarakat mengisi daya, semakin tertarik masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik,” tutur Darmawan.
Dia meyakini kendaraan listrik ini selain ramah lingkungan, operasionalnya pun jauh lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak.
Baca juga: Tata Motors Luncurkan Mobil Listrik Murah Berdesain Kompak, Harga Cuma Rp 155 Jutaan
PLN telah membangun dan mengoperasikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebanyak 150 unit dengan rincian SPKLU Fast Charging sebanyak 51 unit, SPKLU Medium Charging 78 unit dan SPKLU Slow Charging 21 unit.
"Jumlah ini akan terus bertambah di mana tahun ini ada 110 SPKLU tambahan sehingga SPKLU yang dioperasikan PLN menjadi 260 unit,” papar Darmawan.
PLN juga memberikan kemudahan bagi pemilik kendaraan listrik dengan produk layanan home charging services.