General Motors: Kendala Rantai Pasok Global Tidak akan Pengaruhi Profitabilitas Kendaraan Listrik
General Motors berharap untuk dapat menghasilkan pundi-pundi lebih dari 50 miliar dolar AS dari penjualan 30 model EV-nya pada 2025
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, DETROIT – General Motors (GM) baru-baru ini memberikan pandangannya terkait kondisi rantai pasokan global terhadap para produsen kendaraan listrik (EV).
Menurutnya, kendala rantai pasokan tidak akan menghalangi tujuan pembuat kendaraan listrik untuk mencapai profitabilitas pada 2025.
“GM mengharapkan portofolio EV-nya memiliki profil margin yang sama dengan portofolio mesin pembakaran internalnya selama tiga tahun ke depan setelah memperhitungkan kredit pajak AS untuk mobil dan truk,” kata CEO General Motors Mary Barra.
Baca juga: General Motor Bikin Startup Layanan Mobilitas Berbasis EV untuk Kembali Masuki Pasar Eropa
Dikutip dari Techcrunch, Jumat (18/11/2022) pembuat mobil tersebut berharap untuk dapat menghasilkan pundi-pundi lebih dari 50 miliar dolar AS dari penjualan 30 model EV-nya pada 2025, dengan margin keuntungan rendah hingga menengah sebesar satu digit.
Adapun, para investor telah skeptis terhadap janji GM, mengutip hambatan makro seperti peningkatan biaya bahan baku baterai.
Sementara itu, wakil presiden eksekutif GM untuk pengembangan produk global, pembelian dan rantai pasokan, Doug Parks, mengakui bahwa biaya tersebut dapat membahayakan target GM.
Namun, berkat peningkatan efisiensi dari platform GM Ultium EV dan perjanjian rantai pasokan, hal itu setidaknya akan mengurangi dampak makro tersebut.
“GM telah menandatangani perjanjian yang mengikat untuk mengamankan bahan baku baterai guna mendukung 1 juta unit kapasitas tahunan di Amerika Utara pada 2025,” kata Parks.
Baca juga: Jokowi Ajak PM Australia Bangun Industri Baterai Mobil Listrik di Indonesia
Lanskap rantai pasokan GM
Parks menyoroti kesepakatan yang dibuat GM dengan Livent untuk mendapatkan litium hidroksida dari fasilitasnya di Amerika Utara mulai 2025.
Selain itu, GM juga telah melakukan investasi strategis di Queensland Pacific Metals untuk pemrosesan kobalt dan nikel di Australia, serta perjanjian jangka panjang dengan Vale untuk sumber dan pemrosesan nikel bermutu tinggi di Kanada.
Kemudian, Parks menambahkan bahwa GM memiliki kontrol harga untuk lithium yang akan meredam volatilitas dan harga yang telah dilihat pasar selama setahun terakhir.
Dia mencatat kredit pajak energi bersih yang baru akan membantu GM mempercepat prosesnya dalam menciptakan rantai pasokan domestik untuk kendaraan listrik di Amerika Utara.
Baca juga: Spesifikasi Mobil Listrik Toyota bZ4X vs Hyundai Ioniq 5 yang jadi Kendaraan KTT G20 di Bali
“Kredit tersebut sangat sejalan dengan strategi yang telah kami jalankan selama beberapa tahun terakhir dan akan memungkinkan kami untuk meningkatkan jejak kami di dalam negeri dengan mitra Perjanjian Perdagangan Bebas,” kata Parks.
Di luar sel baterai, Parks mengungkapkan bahwa GM memiliki perjanjian pasokan jangka panjang dengan pemasok utama komponen motor penggerak EV.