Krisis Chip Semikonduktor Pengaruhi Pengiriman BMW ke Konsumen, Indennya Sampai 6 Bulan
Chief Executive BMW Astra Sanfrantis Tanu, mengatakan akibat dampak dari perang Rusia-Ukraina dan ada masalah dengan chip semikonduktor
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Krisis chip semikonduktor terus mempengaruhi suplai mobil baru ke konsumen di Tanah Air.
Bagi pabrikan mobil BMW di Indonesia, perusahaan terpaksa membuat konsumen harus menunggu akibat terganggunya suplai dan produksi.
Chief Executive BMW Astra Sanfrantis Tanu, mengatakan akibat dampak dari perang Rusia-Ukraina dan ada masalah dengan chip semikonduktor, membuat semua suplai agak terhambat.
Baca juga: SPK Mobil Listrik BMW iX Capai 200 Unit, Pengiriman ke Konsumen Paling Cepat April 2023
"Di satu sisi kita lihat pasca Covid permintaan mobil naik. Ini permintaan naik tetapi supply-nya malah turun. Ini yang menyebabkan inden di kita cukup banyak, sehingga customer harus menunggu. Biasanya untuk inden itu hanya membutuhkan waktu sebulan, ini indennya sekarang bisa sampai setengah tahun," tutur Sanfrantis saat ditemui di Royale Jakarta Golf Club, Jakarta Timur, Senin (28/11/2022).
Operation Manager BMW Astra Teguh Widodo, menambahkan bahwa secara angka penjualan sejak Januari - Oktober 2022, pihaknya belum dapat memberikan data pasti.
"Kalau secara angka kita belum tahu persis, tetapi yang pasti indennya cukup banyak, hampir di semua model ini indennya rata. Kita sama-sama tahu, krisis ini khususnya di Eropa terdampak pada supply komponen," ungkap Teguh.
Meski begitu, Teguh bersyukur karena konsumen di Indonesia tetap rela menunggu untuk mendapatkan mobil pesanan mereka.
Baca juga: BMW Kucurkan Dana 1,7 Miliar Dolar AS untuk Bangun Pabrik Baterai EV di Carolina Selatan
"Tetapi bersyukurnya di Indonesia ini customernya malah pada mau inden. Jawabannya simple, ketika kita pergi ke suatu tempat makan dan kita belum pernah datang ke satupun, maka kita akan antre di tempat paling ramai pembelinya, benar bukan," imbuhnya.