Pabrik Hyundai di Rusia Gulung Tikar, Ribuan Pegawai Terancam Kena Pecat
Pemangkasan dilakukan lantaran operasi Hyundai di pabrik Saint Petersburg telah ditangguhkan sejak 1 Maret 2022.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Produsen otomotif asal Korea Selatan Hyundai Motor Company, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK ) pada ribuan staff yang ada di pabrik St Petersburg, Rusia.
Tidak disebutkan secara detail berapa banyak jumlah karyawan yang terkena PHK di pabrik St Petersburg, namun melansir dari Reuters setidaknya ada sekitar 2.600 karyawan pembuat mobil Hyundai dan Kia yang akan menjadi korban pemecatan ini.
Pemangkasan dilakukan lantaran operasi Hyundai di pabrik Saint Petersburg telah ditangguhkan sejak 1 Maret 2022, sebagai bentuk sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Terdampak Lemahnya Permintaan, Xiaomi PHK 15 Persen Karyawan
Namun, usai penangguhan ini dilakukan produksi mobil Hyundai di Rusia perlahan terus mencatatkan kerugian, lantaran pabrik tak dapat lagi memproduksi dan menjual kendaraan di Rusia.
Alasan tersebut yang mendorong pabrik yang berbasis di Korea Selatan ini untuk melakukan PHK massal pada semua stafnya, selain memangkas karyawan media lokal asal Korea Selatan melaporkan bahwa Hyundai akan memulai opsi penjualan operasional pabrik mereka di St Petersburg.
"Karena penangguhan produksi yang berkelanjutan, Hyundai Motor mengambil langkah untuk mengoptimalkan jumlah karyawannya di Rusia," kata Hyundai unit Rusia dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Selasa (20/12/2022).
Langkah ini diambil selain menekan pembengkakan kerugian perusahaan selama krisis ekonomi global, namun juga untuk mengedepankan keselamatan karyawan mengingat selama beberapa bulan terakhir perang antara Rusia dan Ukraina terus memanas hingga memakan ribuan korban jiwa.
Tak hanya Hyundai, sejumlah produsen mobil asal Barat seperti Toyota hingga Stellantis dikabarkan turut mengalihkan aktivitas pabriknya yang ada di Rusia, usai ribuan produksi kendaraan mengalami penangguhan sanksi.