Target 2 Juta Penjualan Mobil di 2030 Optimistis Tercapai
Industri otomotif Indonesia terus bangkit usai mengalami keterpurukan selama dua tahun ketika diterjang pandemi Covid-19.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri otomotif Indonesia terus bangkit usai mengalami keterpurukan selama dua tahun ketika diterjang pandemi Covid-19.
Penjualan di tahun 2022 sendiri menurut data Gaikindo berhasil menembus angka 1.048.040 unit.
Dengan kembalinya performa industri otomotif, pemerintah ingin menargetkan penjualan mobil bisa menembus angka 2 juta unit pada 2030.
Baca juga: Sebelas Hari Penuh Tampil di IIMS 2023, Usher Cantik Ini Dapat Bayaran Lebih dari Rp 6 Juta
Kasubdit Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian Dodiet Prasetyo, mengatakan didukung oleh 23 pelaku industri otomotif, kapasitas produksi target 2 juta unit optimistis akan tercapai.
"Dengan jumlah penduduk 274 juta orang dan rasio kepemilikan kendaraan 1.000 banding 99 orang, kita termasuk negara yang memiliki rasio kepemilikan mobil paling rendah. Poinnya adalah market ini masih terus berkembang dan masih ada, tinggal bagaimana pemerintah melakukan intervensi agar terjadi peningkatan kapasitas produksi, yang nantinya juga akan meningkatkan kapasitas penjualan dari roda empat ini," tutur Dodiet dalam Workshop Forwin Tancap Gas Kejar Target Pasar Mobil 2 Juta Unit di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (23/2/2023).
Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy, menyampaikan rasio kepemilikan mobil di Indonesia yang masih kecil, membuka potensi penjualan mobil untuk naik untuk kedepannya. Terlebih saat ini segmen paling digemari masih terus berkembang.
"Segmen yang akan berkembang kalau kita lihat ada di segmen A dan segmen B. Apa yang dimaksud dengan segmen A dan segmen B adalah mobil-mobil yang berukuran relatif kecil dan kapasitas mesinnya rendah dan harganya relatif cukup terjangkau. Bisa disebut mobil dengan harga Rp 300 juta ke bawah. Jadi segmen LCGC, kemudian ada Avanza, Rush. Ini kira-kira 48 persen dari total market," ungkap Anton.
Pengamat Otomotif dan Akademisi Universitas Indonesia Riyanto, menyebut target penjualan 2 juta unit mobil pada tahun 2030 dapat tercapai, jika pertumbuhan ekonomi rata-rata dalam periode 2024-2030 minimal 5.5 persen dan pendapatan per-kapita meningkat 4.5 persen per-tahun.
Baca juga: Kardus Bekas Setebal 12 Milimeter Melapisi Dinding Booth Hyundai di IIMS 2023
"Ketika pendapatan per-kapita tahun 2030 mencapai 6.439 dollar AS, maka rasio penduduk per-penjualan mobil bisa setiap 140 - 150 orang ada 1 orang yang membeli mobil baru," jelas Riyanto.
Riyanto menambahkan, dengan insentif PPnBM dan fiskal lainnya bagi kendaraan LCEV (termasuk KHB2), akan mendorong produsen mengembangkan x-EV, termasuk BEV.
"Dengan regulasi ini, walaupun mobil bertambah banyak, emisi CO2 akan lebih rendah dari skenario business as usual," terangnya.
Sementara dari 2 juta tersebut, Riyanto memprediksi 10 persennya akan merupakan produk elektrifikasi.
"Estimasi kita total sampai tahun 2030 itu masih sekitar 10 persen dari total produksi. Target pemerintah itu sekitar 20 persen di tahun 2025 kalau tidak salah. Semisal kalau target penjualan 2 juta unit bisa tercapai di 2030, berarti sekitar 10 persen atau 200.000 yaitu kendaraan elektrifikasi," imbuhnya.