Truk dan Bus Kembali Beraktivitas Normal Usai Lebaran, Jangan Lupa Cek Kondisi Rem
Kendaraan niaga adalah kendaraan berat, maka sistem rem yang digunakan umumnya adalah rem tromol dengan sistem udara tekan
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kendaraan niaga seperti truk dan bus segera beroperasi normal usai pembatasan saat masa angkutan libur lebaran 2023.
Sebelum kembali ke aktivitas normal, ada baiknya mulai melakukan pengecekan komponen kendaraan agar dapat beroperasi maksimal.
Bagian paling penting dalam pengecekan truk maupun bus ialah sistem pengereman. Tanpa adanya rem dalam kondisi prima, kendaraan akan kesulitan untuk menghentikan lajunya.
Saat pengendara menginjak pedal rem dan laju kendaraan tidak berhenti, maka rem dapat dikatakan mengalami 'rem blong' dan dapat menyebabkan kecelakaan di jalan.
Baca juga: Pembatasan Truk Diperpanjang, Dirjen Perhubungan Darat-Kakorlantas Terbitkan SKB Baru
Kendaraan niaga adalah kendaraan berat, maka sistem rem yang digunakan umumnya adalah rem tromol dengan sistem udara tekan atau biasa disebut dengan sistem rem angin.
Terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan rem blong. Kondisi ini bisa terjadi jika tekanan udara pada sistem rem habis, hingga kanvas rem atau sepatu rem sudah aus dan diameter dalam tromol yang sudah melebihi limit maksimumnya.
Selain itu, rem blong juga dapat terjadi karena adanya penyumbatan dan atau kebocoran pada selang angin pada sistem rem.
Untuk mengantisipasi kondisi rem blong, pengendara dapat melakukan pemeriksaan berkala setelah kendaraan menempuh jarak 10.000 km.
Maka itu, penting sekali membawa kendaraan ke pusat pelayanan otomotif seperti bengkel resmi secara berkala untuk memastikan rem berfungsi dengan baik.
Pada sesi pemeliharaan ini, bengkel resmi dapat pula mengidentifikasi kondisi keseluruhan kendaraan yang berpotensi menurunkan performa lajunya.
Head of Product Management and Marketing Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) Faustina, menyampaikan pentingnya pengetahuan dari pengemudi terhadap truk maupun bus yang dikendarai, terutama dalam penggunaan rem, selain memiliki fitur rem utama (service brake), ada juga rem tambahan yang bisa dipergunakan untuk membantu mengurangi laju kendaraan, serta fitur-fitur lain dalam bus untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya kecelakaan.
Baca juga: Truk Logistik Arah ke Pelabuhan Ciwandan Dialihkan ke BBJ Bojonegara
Oleh karena itu, DCVI memberikan pelatihan kepada pengemudi untuk menambah pengetahuan mereka, seperti pengenalan produk, pelatihan cara berkendara yang ekonomis dan juga pelatihan cara berkendara yang aman.
"Kami selaku Agen Pemegang Merek rutin melakukan pelatihan setiap unit baru dikirim atau jika ada pengemudi baru di perusahaan otobus. Pengetahuan produk dan cara berkendara akan menjadi hal yang bermanfaat bagi para pengemudi untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan," tutur Faustina belum lama ini.
Bus Mercedes-Benz sendiri sudah memiliki antisipasi pencegahan kecelakaan rem blong dengan sistem pengereman full air brake empat sirkuit di setiap unitnya.
Selain itu, Bus Mercedes-Benz juga telah dilengkapi dengan rem tanpa keausan (engine brake) yang terdiri dari katup pembocor kompresi (constant throttle) dan katup rem gas buang (exhaust brake flap).
Khusus di beberapa model Bus Mercedes-benz dilengkapi dengan rem tambahan yang disebut Retarder dan juga teknologi pengereman yang terbaru yaitu sistem rem elektronik atau EBS (Electronic Brake System) yang sudah dilengkapi dengan sistem ABS (anti-lock Braking System) dan ASR (Anti Skid Regulation).
"Keselamatan pengemudi dan penumpang merupakan fokus utama Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) untuk terus berinovasi dalam memajukan transportasi di Indonesia," ungkap Faustina.