Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

AISI: Indonesia Terima Permintaan Ekspor Sepeda Motor CKD dari Pasar Luar Negeri

Indonesia menjadi negara produsen sepeda motor ketiga terbesar di dunia dengan tujuan ekspor terbanyak ke Asia Tenggara, Eropa dan Asia Tengah.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in AISI: Indonesia Terima Permintaan Ekspor Sepeda Motor CKD dari Pasar Luar Negeri
HANDOUT
Perakitan sepeda motor matic Honda BeAT di pabrik AHM di Karawang, Jawa Barat. Indonesia kini banyak menerima permintaan ekspor sepeda motor matic dalam wujud terurai atau completely knocked down (CKD) dari berbagai negara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah negara tujuan ekspor sepeda motor produksi Indonesia menyampaikan permintaan agar Indonesia mengekspor motor dalam wujud terurai atau completely knocked down (CKD) ke negaranya.

Selama ini ekspor sepeda motor asal Indonesia oleh berbagai pabrikan sudah dalam bentuk motor jadi atau completely built up (CBU).

Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala mengatakan memang ada perubahan permintaan ekspor motor dari Indonesia dari semula CBU ke CKD

“Permintaan ekspor CKD ini sebetulnya sudah ada di tahun lalu tetapi jumlahnya belum begitu besar,” ujarnya seperti dikutip dari Kontan, Selasa, 16 Mei 2023.

Sigit menjelaskan, banyaknya permintaan ekspor dalam bentuk CKD karena negara tujuan ekspor mulai bisa memproduksi motor di negaranya sendiri.

Jenis motor yang diminta untuk tujuan ekspor tersebut masih didominasi dari jenis motor matic atau scooter.

Berdasar data yang dihimpun AISI, Sigit menyatakan sampai saat ini belum data dari anggota yang menampilkan ekspor CKD jadi masih dalam tahap pengumpulan data. Diharapkan di bulan depan data tersebut sudah terkumpul dan tersedia.

Berita Rekomendasi

Dia menjelaskan, perubahan bentuk ekspor ini tidak berdampak banyak bagi industri manufaktur motor dalam negeri.

Baca juga: Scooter Mendominasi Ekspor Sepeda Motor indonesia Tahun Ini

“Hanya beda bentuknya saja, kalau dulu utuh sedangkan sekarang terurai. Namun karena jumlahnya kurang lebih sama apa yang ada di unit itu sehingga tidak ada banyak dampak,” terangnya.

Hanya saja saat ini sudah ada beberapa komponen yang tidak diekspor, seperti plastik. Jadi Indonesia hanya mengekspor mesin-mesin saja.

Sigit tidak menutup kemungkinan bahwa dengan mengekspor barang dalam bentuk sparepart terurai, profit yang diraih perusahaan manufaktur bisa lebih banyak.

Dengan begitu, pihak perusahaan bisa saja akan meningkatkan produksinya.

Sampai dengan April 2023, ekspor motor mengalami peningkatan 11,46 persen dibandingkan Maret 2023. Tercatat ekspor di April sebanyak 41.201 unit sedangkan bulan lalu sebanyak 36.962 unit.

Baca juga: Ada Insentif EV, AISI Optimistis Penjualan Motor Konvensional Tetap Tumbuh

Namun jika ekspor Januari-April 2023 ditotal, realisasinya mengalami penurunan dibandingkan periode 4 bulan pertama di tahun lalu.

Data AISI menunjukkan hingga akhir April 2023 ekspor sebanyak 163.059 unit sedangkan pada Januari-April 2022 sebesar 224.236 unit.

Secara umum AISI melihat, prospek ekspor kendaraan motor roda dua cukup besar di sepanjang tahun ini karena produk Indonesia memiliki keunggulan yakni harganya lebih kompetitif.

Baca juga: Tiga Pabrikan Anggota AISI Akan Luncurkan Sepeda Motor Listrik Baru di 2023

Indonesia saat ini menjadi negara produsen sepeda motor ketiga terbesar di dunia dengan tujuan ekspor terbanyak ke Asia Tenggara, Eropa dan Asia Tengah.

"Dari tahun ke tahun penjualan ke Asia Tenggara memang cukup besar 35 hingga 45 persen dari total ekspor motor,” ujar Sigit.

Sigit mengakui ada tiga Agen Pemegang Merek (APM) yang mencatatkan ekspor terbesar yakni Honda, Yamaha, dan Suzuki.

Di sepanjang tahun ini Sigit mengharapkan ekspor motor bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu. Selain karena permintaan yang meningkat, juga tantangan yang banyak dihadapi tahun lalu seperti terhambatnya rantai pasok semi konduktor sudah tidak lagi terjadi saat ini.

“Mudah-mudahan ekonomi tetap terjaga jadi bisa berproduksi dengan harga yang lebih kompetitif,” terangnya.

Laporan reporter: Arfyana Citra Rahayu | Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas