Bikin Performa Super Cab Tetap Adem di Cuaca Panas, Ini Tips dari DFSK
Para pemilik kendaraan DFSK diimbau untuk rutin mengecek kondisi kendaraannya setiap hari agar tidak mengalami permasalahan saat kemarau.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di musim kemarau dengan cuaca panas cukup ekstrem berkisar 36-37 derajat celsius, pemilik kendaraan komersial perlu rutin mengecek kondisi armada.
Kendaraan niaga perlu perhatian khusus, terlebih digunakan untuk mendukung operasional bisnis.
DFSK Super Cab sebagai kendaraan komersial ringan bermodel pick up juga tentunya tak luput dan harus selalu diperhatikan, guna meminimalisir risiko kerusakaan di tengah musim kemarau berkepanjangan.
Baca juga: Gandeng Karoseri, DFSK Tampilkan Mobil Listrik Gelora E dengan Tampilan Mewah di GIIAS
Deputy Head of Customer Service Division PT Sokonindo Automobile Herry Bertus Windyarto, mengimbau kepada para pemilik kendaraan DFSK untuk rutin mengecek kondisi kendaraannya setiap hari agar tidak mengalami permasalahan saat kemarau.
"Tentu para pengusaha ingin DFSK Super Cab milikinya tetap bekerja seperti biasa agar terus menghasilkan untung dan tidak mengalami kerusakan yang akan menambahkan biaya," ungkap Herry, Kamis (19/10/2023).
Herry membagikan tips kepada para pemilik kendaraan DFSK Super Cab untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan secara mandiri yang bisa dilakukan setiap saat:
1. Mengecek Kondisi Ban
Ban menjadi komponen utama yang harus di cek setiap hari sebelum memulai perjalanan bersama DFSK Super Cab.
Selain itu, ban menjadi satu-satunya komponen yang bergesekan dengan aspal dan menghadapi panasnya aspal setiap hari.
Hal yang pertama harus diperhatikan adalah tekanan anginnya harus sesuai dengan panduan yang ditetapkan oleh pabrikan.
Kondisi ban yang kekurangan angin akan sangat berbahaya karena ada risiko ban lebih cepat rusak atau malah meletus apabila sedang membawa beban yang sangat berat.
Ban yang kekurangan angin juga akan menghambat gulir roda dan berefek kepada konsumsi bahan bakar menjadi boros.
Lalu, cek juga kondisi kembangan ban apakah masih tebal atau sudah mulai habis (botak). Cara untuk mengecek kembangan ban ini bisa dilihat dari TWI (tread wear indicator) untuk membantu dalam memeriksa ketebalan tapak ban.
Apabila ban sudah mulai botak, segera diganti dengan yang baru karena ban yang sudah habis sangat minim traksi di jalan dan berbahaya apabila terus digunakan.