Isuzu Giga Fuel Cell Tampil Gagah di JMS 2023
Kendaraan bermotor berbahan bakar ramah lingkungan menjadi salah satu fokus dari produsen otomotif dalam upaya mengikis emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kendaraan bermotor berbahan bakar ramah lingkungan menjadi salah satu fokus dari produsen otomotif dalam upaya mengikis emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Salah satunya Isuzu, yang mulai mengembangkan kendaraan niaga menggunakan bahan bakar hidrogen yang dinamai Giga Fuel Cell.
Truk besar ini tampil gagah ketika diperkenalkan ke publik lewat ajang Japan Mobility Show 2023 yang berlokasi di Tokyo Big Sight, Rabu (25/10/2023).
Baca juga: Nissan Kembali Bagikan Gambaran Mobil Konsep yang Akan Tampil di Japan Mobility Show 2023
President and Representative Director, COO, Isuzu Motors Ltd Shinsuke Minami mengatakan Giga Fuel Cell merupakan kerja sama antara Honda dengan Isuzu.
“Kami percaya bahwa Fuel Cell dengan emisi bebas CO2 sangat efektif dalam menjawab tantangan ini,” katanya.
Minami menjelaskan colaborasi yang dilakukan yakni Isuzu yang menyiapkan platform truknya, sedangkan Honda membentuk sistem fuel cell sebagai bahan bakar untuk menggerakkan powertrain.
Model dari Giga Fuel Cell itu sendiri dimodifikasi dari Isuzu 2KG-CYJ77C dengan dimensi 11,98 meter x 2,49 meter x 3,77 meter.
Mekanisme bahan bakarnya yakni dengan high pressure hydrogen system filling pressure 70 MPa dengan kapasitas 56 kg dan rated output 320 kW.
Tipe fuel cell menggunakan solid polymer Honda FC 103 kW x 4 dengan tipe baterai Lithium-ion.
Jarak jelajahnya diklaim mencapai lebih dari 800 km.
Baca juga: Cara Kerja Fitur Honda Connect di All New CRV Hybrid: Cari Lokasi Mobil dan Bisa Hidupkan Mesin
Pengisian bahan bakarnya pun hanya membutuhkan waktu sekira 30 menit, dengan catatan diisi dari keadaan kosong hingga penuh.
Dia mengatakan Isuzu dan Honda penggunaan teknologi fuel cell tersebut bakal menghasilkan emisi karbon hingga titik nol atau zero emission.
Truk ini pun disebut tangguh membawa beban berat dengan jam operasional yang panjang.
Namun, truk ini masih tahap pengujian di jalan umum dan ditargetkan merambah pasar pada 2027.
"Truk ini sanggup meminimalkan kebisingan dan getaran sehingga dipercaya mampu mempercepat laju menuju netralitas karbon," ucap Shinsuke Minami.