Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM - Toyota Industries Corporation (TICO) beberapa waktu lalu menyelidiki potensi penyimpangan peraturan sertifikasi, terkait dengan sertifikasi emisi Jepang yang tidak sesuai untuk mesin forklift dan mesin konstruksi.

Usai kasus selesai diselidiki, Kementerian Transportasi Jepang telah mengumumkan bahwa mereka akan mencabut penangguhan pengiriman mesin yang diproduksi oleh TICO, dikutip dari Paultan.

Model yang akan dilanjutkan produksinya adalah Toyota Hiace, Ace dan Granace yang dibuat di lini produksi Pabrik Inabe dan di lini produksi Gifu Auto Body.

Baca juga: Toyota Kumpulkan 2.540 SPK di IIMS 2024, Pemesanan Didominasi Kijang Innova Zenix Hybrid

Kejanggalan sertifikasi ini mengemuka ketika panitia investigasi khusus menemukan bahwa keluaran tenaga kuda dari mesin yang diuji diukur menggunakan ECU dengan software yang berbeda dengan yang digunakan pada produksi massal, agar nilai pada hasil pengujian tampak lebih halus dengan variasi yang lebih sedikit.

Pada Januari lalu, Toyota menyatakan 10 model kendaraan menggunakan mesin yang terkena dampak, adalah mesin 1GD, 2GD dan F33A.

Lalu mesin 2,8 liter 1GD digunakan pada Land Cruiser Prado mulai Agustus 2020. Kemudian ada mesin dari HiAce/GranAce/Bongo Brawny yang diproduksi mulai 2017 dan Hino Dyna/Dutro mulai Mei 2021, Hilux buatan Thailand, serta Fortuner buatan mulai Mei 2020 di Thailand dan Indonesia.

Sementara itu, mesin 2GD 2,4 liter digunakan pada unit Hilux rakitan Thailand dan Innova buatan India mulai Mei 2020.

Terakhir, mesin diesel seri V6 F33A 3,3 liter merupakan unit yang melengkapi model Land Cruiser 300 dan LX 500d yang dibuat oleh anak perusahaan Toyota Auto Body.

Toyota mencatat bahwa produksi Land Cruiser 300 bermesin diesel untuk pasar luar negeri telah dilanjutkan dan pengiriman model ini ke dalam negeri juga telah dilanjutkan sejak pengumuman dari pemerintah setempat.

Pengiriman truk pick-up Hilux, yang diproduksi di Toyota Motor Thailand, akan dilanjutkan pada 4 Maret.