Kisah Sean, Peserta Honda Dream Cup 2024 Asal Papua, Kenal Dunia Balap Sejak Usia 3 Tahun
Bocah yang telah mengenal olahraga balapan dari umur 3 tahun itu mengaku tak gugup mengikuti perlombaan HDC 2024
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Ayah Sean yang juga hadir di lokasi pun mengatakan bahwa ia selalu memanjatkan dia ketika anaknya sedang berkompetisi balap.
"Kalau sudah masuk race, saya sebagai orang tua. Di luar komunikasinya biar Sean sama mekaniknya. Jadi, kekurangan motor, target waktu yang dimau, itu koordinasi dengan mekanik. Kalau saya hanya memberikan motivasi saja dan jangan lupa berdoa," kata ayahnya Sean yang bernama Erricks Warikar (46).
Erricks pun bercerita jika sejak Sean kecil, ia sudah akrab dengan yang namanya balapan. Sean kecil senang menaiki motor mini.
Erricks yang juga pernah menjadi pembalap itu mengatakan, Sean sudah akrab dengan suaran knalpot ketika masih kecil. Ini menjadi cikal bakal Sean gemar dengan dunia balap.
"Waktu dari kecil, dia sudah dengar-dengar knalpot," ujarnya.
Erricks merasa beruntung kegemaran Sean akan balapan tidak mengganggu kegiatan belajarnya di sekolah.
Guna melancarkan kegemaran Sean akan dunia balap, Erricks rela berkoordinasi terus menerus dengan sekolah tempat Sean menempuh pendidikan, agar kegiatan pendidikannya bisa terus berjalan lancar.
Pernah suatu ketika, Sean harus mengikuti ujian di sekolahnya. Saat itu, pihak sekolah memberi keringanan dengan mengizinkan Sean tidak melakukan ujiannya di sekolah. Pernah juga ia diizinkan untuk mengikuti ujian susulan.
"Ada keringanan. Jadi, kalau ujian, soalnya dikirim, dikerjakan, lalu dikirim kembali ke sekolah. Jadi. ada keringanan," ujar Erricks.
Baca juga: AHM Safety Riding Instructors Competition 2024, Jurus Tingkatkan Keselamatan Berkendara
Sebagai seorang ayah, Erricks tak pernah memberi tekanan kepada Sean untuk harus selalu menang. Baginya, menang dan kalah hanyalah bonus.
Hal terpenting dalam dunia balap yang selalu Errick sampaikan kepada Sean adalah ketenangan seorang pebalap ketika berada di atas motor.
Pebalap perlu bersatu dengan kuda besi yang sedang ditunggangi. Mempersiapkan mental ketika hendak bertanding, fokus terhadap impian apa yang ingin dicapai.
"Menang dan kalah adalah bonus, yang penting dia bisa mengatur agar (motornya) bisa bersatu dengan jiwa dia," tutur Erricks.