Pemerintah Putuskan Tak Berikan Insentif Mobil Hybrid, Toyota Sebut RI Makin Kalah dengan Thailand
Dengan tidak adanya insentif pembelian mobil hybrid tentu sedikit banyak akan berpengaruh pada pertumbuhan kinerja otomotif.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan pemerintah tidak akan memberikan insentif pada pembelian mobil hybrid.
Hal tersebut dikatakan secara langsung oleh Menko Perekonomian dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 2 2024, Senin (5/8/2024).
"Untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan lain," tutur Airlangga.
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Tidak Akan Ada Insentif Mobil Hybrid
Dengan tidak adanya insentif pembelian mobil hybrid tentu sedikit banyak akan berpengaruh pada pertumbuhan kinerja otomotif.
Apalagi pada semester pertama tahun ini penjualan turun sekitar 19 persen.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, mengatakan agar pemerintah konsisten mendorong investasi yang berorientasi pengurangan karbon, karena industri otomotif saat ini sudah cukup maju ditandai dengan ekspor yang kuat, tapi ke depan harus bertransformasi kepada rendah emisi.
"Kalau kita telat beradaptasi tentunya kita akan kehilangan kesempatan baik buat membangun industri yang tidak saja padat karya, tapi juga ekspor dan berteknologi tinggi. Ketimbang kita berharap kepada yang tidak pasti apalagi dalam situasi dunia yang penuh ketidakpastian," ungkap Bob Azam ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (6/8/2024).
Jika dibandingkan dengan Thailand yang gencar memberikan insentif mobil hybrid, Indonesia bisa saja kalah bersaing di teknologi ini dengan Negeri Gajah Putih.
Bob menjelaskan, pajak mobil hybrid di Thailand akan turun menjadi hanya 6-9 persen dari yang sebelumnya mencapai 11 persen.
Selain itu, ia juga menilai insentif pada pembelian mobil hybrid bisa menggairahkan pasar mobil yang sempat lesu di paruh pertama 2024.
"Itu contoh di Thailand yang sukses (memberi insentif) dua-duanya, hybrid dan EV saling support. Bahkan di Cina juga mereka kasih insentif untuk hybrid. Yang jelas insentif menggairahkan pasar," ucap Bob.
Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang semester 1-2024 penjualan wholesale mobil hybrid mencapai 25.791 unit atau naik 49 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, sebesar 17.305 unit.