Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Memaknai Hari Perempuan Internasional, Sri Mulyani Katakan Perempuan Masih Harus Berjuang

Perempuan harus berjuang dan saling mendukung satu sama lain demi menumbuhkan kepercayaan diri.Itulah yang ditekankan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyan

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Memaknai Hari Perempuan Internasional, Sri Mulyani Katakan Perempuan Masih Harus Berjuang
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Menteri Keuangan - Sri Mulyani Indrawati tribunnews/dea duta aulia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beberapa hari yang lalu, dunia memperingati Hari Perempuan yang jatuh setiap tanggal 8 Maret. Di tahun ini tema yang dikampanyekan adalah "Choose to challenge".

Lewat informasi dari laman komunitas International Womens Day (IWD) tema ini diambil sebagai bentuk bahwa kaum perempuan berani mengambil pilihan dan tantangan.

Tentunya untuk melawan ketidaksetaraan, bias, dan stereotip, perempuan harus berani dan menghadapi segala tantangan. Ia harus juga siap membantu terwujudnya dunia yang inklusif.

Baca juga: Perceraian Meningkat Selama Pandemi, Psikolog hingga Komnas Perempuan Bereaksi, Apa Solusinya?

Baca juga: KDRT Mendominasi Angka Kekerasan pada Perempuan Solo di Masa Pandemi, Ini Tanggapan Pengamat Sosial

Ini pula yang ditekankan oleh Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani dalam live streaming Kompas TV. Perempuan harus berjuang dan saling mendukung satu sama lain demi menumbuhkan kepercayaan diri.

Perempuan menurut Sri Mulyani masih dihadapkan dalam permasalahan rumah tangga. Banyak di antaranya menjadi pekerja yang tidak dibayar, seluruh urusan domestik diserahkan pada perempuan. Terutama pada situasi covid, tentu menambah beban yang semakin besar.

Selama pandemi misalnya. Perempuan lebih banyak mendampingi anak belajar saat yaitu sebanyak 39%. Sedangkan laki-laki hanya 29 saja. Hal ini disebabkan adanya stigma yang beranggapan perempuan harus mengambil alih pekerjaan guru di kelas.

BERITA REKOMENDASI

"Sehingga ada survei yang menyatakan stres pada perempuan berada di angka 50%. Berbeda dibandingkan laki-laki yang hanya49%," kata Sri Mulyani, Kamis (11/3/2021).

Padahal laki-laki juga bisa melakukan peran yang sama. Stigma dan stereotip menurut Sri Mulyani adalah sesuatu yang bersifat dibuat-buat dan tidak baku. Norma-norma sosial, kultural, religius turut memberikan beban lebih besar pada perempuan.

Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan perempuan yang terlibat di Instansi maupun corporat justru semakin bagus. Ketika perempuan diberi peran, perlahan stereotip yang membatasi gerak untuk mengeksplorasi akan terkikis.

Tidak hanya itu, perempuan yang diberikan peran dan kesempatan yang lebih besar, akan membuat situasi ekonominya lebih bagus.

"Ketika perempuan mempunyai gagasan, dampaknya tidak hanya dirasakan untuk diri sendiri. Namun juga bisa berdampak positif bagi keluarga, hingga lingkungan sekitar," kata Sri Mulyani.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas