Sekelompok Anak Remaja Lakukan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lewat Gekko Indonesia
Mengenal gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diusung oleh sekelompok anak remaja bernama Gekko Indonesia!
Penulis: Fira Firoh
Parapuan.co- Siapa bilang anak remaja hanya bisa belajar, main, sekolah, dan bermalas-malasan saja?
Di Jakarta, ada sekelompok anak remaja menciptakan dampak baik dalam pemberdayaan ekonomi.
Mereka menciptakan dampak baik lewat gerakan sosial yang bernama Gekko Indonesia.
Dilansir dari Parapuan.co pada Rabu (19/10/2022), Gekko Indonesia sendiri memiliki tujuan untuk memberikan pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan yang berkelanjutan kepada masyarakat miskin selama pandemi.
Diketahui gerakan ini beranggotakan sejumlah anak remaja yang bernama Matthew Sennelius (16), Katie Sondakh (16), Amara Rachmat (16), Anna Sennelius (14), Kyle Lee (16), Chloe Lembong (16) dan Darron Lembong (15).
Awalnya Gekko Indonesia berdiri karena inisiatif dari Matthew Sennelius, dan berlanjut mengajak adiknya, Anna Sennelius, beserta teman-temannya yang bernama Katie, Amara, Kyle, Chloe, dan Darron.
Mereka semua membangun Gekko Indonesia saat pandemi karena melihat adanya permasalahan yang dialami oleh masyarakat dengan ekonomi ke bawah.
"Saat pandemi Covid-19, banyak anak yang tidak bisa mengakses wifi dan komputer. Hal itu membuat mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan. Saat ini saya duduk di kelas dua SMA, jika hal itu terjadi pada saya, saya tidak bisa membayangkannya. Jadi ikut membayangkan bagaimana nasib mereka kalau tidak melanjutkan pendidikan. Makanya itu, mengapa akhirnya kita membuat sanggar belajar," kata Amara.
"Apalagi saat pandemi banyak orang kehilangan pekerjaan. Kemudian kita berpikir bagaimana caranya bisa membantu mereka yang kehilangan sumber ekonomi untuk kembali mendapatkan pendapatan," tambah Katie.
Baca juga: 5 Alasan Pentingnya Punya Asuransi, Salah Satunya Memberi Rasa Tenang
Setelah membangun inisiatif gerakan ini, mereka kemudian menabung dan merangkul komunitas masyarakat lokal untuk memproduksi sebuah produk.
Mereka memulai dengan membuat kaos yang berbahan dasar bambu berkualitas baik.
Keuntungan penjualan yang mereka dapatkan dibuat untuk membangun 10 sanggar belajar komunitas Gerakan Kepedulian Indonesia.
