Perempuan Perlu Menguasai Literasi Digital Guna Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional
Perempuan punya potensi besar, baik dalam pemulihan ekonomi pascapandemi maupun dalam menopang stabilitas ekonomi nasional jangka panjang.
Penulis: Nana Triana
Editor: Wandha Nur Hidayat
Parapuan.co – Tidak bisa dimungkiri, peran dan kontribusi perempuan sangat menentukan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19. Selain partisipasi angkatan kerja perempuan terus meningkat, perempuan menjadi mayoritas pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Dari 65,5 juta UMKM di Indonesia, 37 juta di antaranya dimiliki dan dikelola perempuan. Seperti diketahui bahwa UMKM merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia karena berkontribusi terhadap 62 persen produk domestik bruto (PDB) nasional.
Tidak hanya itu, UMKM juga mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja serta mampu menghimpun hingga 60,42 persen dari total investasi di Tanah Air.
Data tersebut menunjukkan bahwa perempuan sebagai sumber daya manusia (SDM) memiliki potensi yang sangat besar. Tidak hanya dalam pemulihan ekonomi pascapandemi, tetapi juga dalam menopang stabilitas ekonomi nasional jangka panjang.
Baca Juga: Sering Dialami Perempuan, Ini 5 Rekomendasi Makanan Sehat untuk Atasi Sugar Craving
Potensi UMKM untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pun dapat terus digenjot apabila diintegrasikan dengan ekosistem digital. Apalagi, menurut data We Are Social, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia, yakni 204,7 juta orang.
Sayangnya, masih banyak perempuan pelaku UMKM yang belum memanfaatkan platform digital dan proses bisnisnya belum terintegrasi dengan ekosistem digital. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), baru 17,25 juta atau 26,5 persen UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital.
Melihat potensi UMKM yang besar bagi pemulihan ekonomi nasional, perempuan pelaku UMKM perlu mendapatkan dukungan dalam penguasaan skill digital. Untuk itu, isu ini menjadi salah satu fokus pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada November 2022 mendatang.
Mengutip dari Kemenkeu.go.id, Rabu (25/10/2022), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pengembangan UMKM membutuhkan pendekatan holistik yang meliputi enam aspek, yaitu kebijakan, akses keuangan, pasar, kapasitas sumber daya manusia, pendampingan, dan budaya.
Baca Juga: Transformasi Digital Tingkatkan Inklusi Keuangan dan Partisipasi Perempuan dalam Ekonomi
“Digitalisasi memegang peranan penting dalam menggabungkan keenam komponen tersebut dan semakin mengakselerasi program-program pengembangan UMKM," kata Sri Mulyani dalam pidato pembukanya di acara G20 GPFI High Level Symposium, Kamis (6/10/2022).
Untuk menjawab tantangan tersebut, Indonesia mengusulkan pembuatan toolkit untuk mengukur keterampilan dan literasi digital. Usulan tersebut disampaikan Indonesia dalam forum Digital Economy Working Group (DEWG) G20 yang diadakan di Yogyakarta.
Kepala Badan Litbang Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Hary Budiarto memaparkan, tujuan pembuatan toolkit untuk mengukur keterampilan dan literasi digital sejalan dengan tema kerja sama untuk transformasi digital yang lebih inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.