Golkar Sebaiknya Cari Figur Jawa atau Militer Sebagai Pendamping Ical
Pengamat politik Heri Budianto mengatakan cawapres berlatar Jawa dan militer tersebut penting karena elektabilitas Ical tak kunjung naik.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar harus mencari figur bakal calon wakil presiden (Cawapres) dari Jawa atau sosok militer untuk mendongkrak elektabilitas Aburizal 'Ical' Bakrie.
Pengamat politik Heri Budianto mengatakan cawapres berlatar Jawa dan militer tersebut penting karena elektabilitas Ical tak kunjung naik.
"Nah, solusi yang penting bagi Partai Golkar adalah cawapres yang bisa mentutupi kekuangan-kekurangan dari ARB. Ada dua syarat bagi cawapres ARB. Pertama adalah dia dari orang Jawa, (kedua) dia adalah sosok militer. Ini bisa menutupi ARB, Kita tahu bahwa Pemilu di Indonesia masih 60 persen dikuasai Jawa dan sosok militer dalam situasi politik nasional kita masih relevan," ujar ujar Heri dalam diskusi Redbons Discussion bertajuk 'Nasib Parpol Nasionalis & Parpol Agamis di Pemilu 2014' di Cheese Cake Factory Cikini, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).
Heri mengungkapkan sebenarnya pencalonan Ical sebagai bakal calon presiden dari Golkar tidak menguntungkan. Namun, menurut dia, pencalonan tersebut merupakan harga mati bagi partai berlogo pohon beringin tersebut.
"Saya selalu katakan elektabilitas Partai Golkar baik namun terkendala elektabilitas capres yang diusung. Realitas partai politik hari ini ARB tidak naik-naik. Sulit sekali. Partai Golkar ketika mencalonkan ARB dan kita tahu ini adalah harga mati bagi Partai Golkar, dan ini jelas akan sulit buat Partai Golkar bertarung dalam Pemilu 2014," kata dia.
"Jadi kalau ARB siap bertarung dengan capres lain maka syarat menurut saya sperti itu," tukas Heri.