150 Ribu Kaum Difabel Ancam Boikot Pemilu
Suhendarsudah menginstruksikan kepada para tunanetra tidak menyoblos pada Pemilu 2014
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua KPU Jabar, Yayat Hidayat, mengatakan, KPU sudah menyiapkan alat bantu braile untuk kaum difabel. Jadi kaum difabel penyandang tunanetra, kata Yayat, tidak perlu khawatir untuk menyoblos pada Pemilu 2014. "Jadi yang disiapkan bukan surat suaranya, melainkan alat bantu brailenya," kata Yayat, Sabtu (15/2/2014).
Menurut Yayat, khusus untuk Jawa Barat, jumlah alat bantu braile yang disiapkan ada sebanyak 90 ribu unit. Hal ini, kata Yayat, sesuai dengan jumlah TPS yang ada di Jawa Barat. "Jadi bagi kaum difabel nggak perlu khawatir lagi, kami sudah menyiapkan alat bantu braile untuk membantu kaum difabel dalam pencoblosan nanti," ujar Yayat.
Yayat mengatakan, pengadaan alat bantu braile dilakukan oleh KPU Pusat. Sedangkan KPU di daerah hanya melaksanakan teknis saja. Pernyataan Yayat ini sekaligus menanggapi adanya ancaman pemboikotan oleh sekitar 150 ribu penyandang difabel di Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) dan Ikatan Alumni Wiyata Guna (IAWG) di Bandung, Jumat (14/2).
Menurut Ketua Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Jawa Barat, Yudi Sofyar, kebijakan KPU yang tidak mencetak surat suara jenis braile secara tidak langsung telah mencabut hak memilih bagi kaum tunanetra dan hal ini telah mencederai demokrasi.
"Dengan tidak disediakannya template braile untuk surat suara, ini sama saja dengan tidak memberikan kesempatan kepada kami untuk memilih. Kami merasa tidak dianggap sebagai warga negara padahal kita memiliki hak yang sama," kata Yudi
Sedangkan Ketua Ikatan Alumni Wyata Guna (IAWG), Suhendar, mengatakan, ia sudah menginstruksikan kepada para tunanetra yang tergabung dalam IAWG se-Indonesia untuk tidak menyoblos pada Pemilu 2014.
"Kita akan memboikot Pemilu dengan cara tidak memberikan pilihan. Ini karena alat bantu buat kami tidak disediakan, seolah-olah kami tidak ada dan tidak dianggap. Makanya kami tidak akan memilih," kata Suhendar.(san)
Merasa Dikucilkan
* Penyandang difabilitas merasa dikucilkan karena KPU tak mencetak kertas suara braile.
* Akibatnya 150 ribu kaum difabel ancam memboikot Pemilu.
* Akhirnya KPU menyediakan 90 ribu alat bantu braile untuk di Jabar.