Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Peneliti LIPI Soal Kinerja Jokowi Selama 1,5 Tahun Pimpin Jakarta

Belum ada prestasi nyata yang ditunjukkan Jokowi kepada warga Jakarta. Banjir dan macet misalnya. Benarkah Jokowi kutu lompat?

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kata Peneliti LIPI Soal Kinerja Jokowi Selama 1,5 Tahun Pimpin Jakarta
KOMPAS.com/FABIAN JANUARIS KUWADO
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) berjalan di antara kolam air payau di bilangan Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014). Jokowi menyatakan siap menjadi calon presiden, dia mengaku sudah menerima mandat dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri sebagai capres dari PDIP. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Setiadji Prabowo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang memilih menerima mandat partai untuk maju calon Presiden (capres) semakin menguatkan pandangan bahwa mantan Walikota Solo itu hanya kutu loncat pengejar kekuasaan.

Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengaku menyayangkan sikap Jokowi yang setuju menjadi capres dari PDIP.

Menurut Siti, belum ada prestasi nyata yang ditunjukkan Jokowi kepada warga Jakarta. Ia mencontohkan untuk masalah kemacetan Jakarta, belum ada hal konkrit yang dilakukan Jokowi untuk menyelesaikan problem klasik ibukota.

"Kalau dilihat sih, kemacetan semakin parah, lebih parah dari zaman Pak Foke (mantan Gubernur DKI). Ini malah makin macet. Mau dianalisis kinerjanya juga sulit karena masih 1,5 tahun. Birokrasi saja luntang-luntung," cetus Siti pada wartawan, Sabtu (15/3/2014).

Siti juga menilai antisipasi Jokowi untuk mengatasi banjir selama kurang lebih 1,5 tahun memimpin Jakarta, dimana menurutnya Jokowi juga tidak mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah kota di sekitar Jakarta seperti Banten, Bekasi dan Bogor.

"Di Jakarta saja Jokowi tidak bisa bekerja sama dengan pemerintah kota sekitarnya. Ngurusi banjir saja tidak ada pembicaraan. Selama setahun memimpin, baru akhir-akhir ini saja menjalin komunikasi dengan pemerintah sekitar. Kalau ditanya, dia lalu bilang ini bukan level Pemprov DKI. Jangan sampai kalau jadi Presiden malah berkelit terus. Lihat lah kinerja Jokowi dalam lingkup DKI saja," paparnya.

Berita Rekomendasi

Siti mengungkapkan sosok sederhana dan apa adanya Jokowi memang berhasil mencuri hati masyarakat. Namun ia menegaskan semuanya harus diukur dari kinerja yang nyata. Sebab, sikap tidak sabar membuat warga mempertanyakan kemampuan yang dimiliki Jokowi.

"Bagaimana mungkin pak Jokowi meninggalkan Jakarta dengan keadaan seperti ini. Pilihannya serba dilematis. Ada yang bagus tapi lompat-lompat terus. Lompatan yang tak terukur. Seolah bisa lompat-lompat terus," katanya.

Siti meminta warga agar lebih realistis dalam menentukan pilihan. Dia mengingatkan bila Jokowi bukan malaikat. Ditambahkannya, seharusnya Jokowi menyelesaikan masa jabatannya selama lima tahun sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Tujuannya, kata Siti, adalah membentuk track record yang nyata dan pasti di hadapan masyarakat. Bukan sekadar politik pencitraan yang tak berarti.

"Saya sedari awal katakan bila Pak Jokowi untuk 2019. Tujuannya adalah untuk menunjukkan track record yang terbaik dan rasional," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas