Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tokoh Partai Berhaluan Islam Berpeluang Dampingi Jokowi

Sejumlah tokoh partai politik berhaluan Islam memiliki peluang dilirik PDIP untuk diduetkan dengan Jokowi.

Penulis: Rachmat Hidayat
zoom-in Tokoh Partai Berhaluan Islam Berpeluang Dampingi Jokowi
Tribunnews/Herudin
Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi berkunjung ke Museum Kebangkitan Bangsa, di Jakarta Pusat, Minggu (16/3/2014). Jokowi yang menjadi juru kampanye PDI Perjuangan (PDIP) memulai hari pertama kampanye dengan berkeliling museum menelusuri jejak-jejak perjuangan para pahlawan di Jakarta. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penetapan Joko "Jokowi" Widodo sebagai calon presiden yang bakal diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ternyata menyisakan pertanyaan besar: siapa yang akan menjadi "pendampingnya".

Faal tentang calon wakil presiden (cawapres) yang tepat bagi Jokowi, sudah dilontarkan sejumlah pengamat politik.

Termutakhir, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung Arizka Warganegara menuturkan, sejumlah tokoh partai politik berhaluan Islam memiliki peluang dilirik PDIP untuk diduetkan dengan Jokowi.

"Umumnya, capres yang telah dideklarasikan, membutuhkan pendamping dari tokoh yang merepresentasikan kelompok politik berbasis Islam. Termasuk juga PDIP yang baru meresmikan Jokowi sebagai capresnya," kata Arizka, Minggu (16/3/2014).

Menurutnya,  PDIP memiliki dua skenario untuk menghadapi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014.

Pertama, kata dia, puak berlambang kepala banteng tersebut bakal kembali menempatkan seorang kadernya untuk mendampingi Jokowi.

BERITA REKOMENDASI

Skenario itu, bakal dilakukan kalau PDIP mampu memenuhi 20 persen kursi parlemen sehingga berhak sendirian mengusung capres dan cawapres.

"Tapi, kalau tidak sampai 20 persen,  peluang yang paling terbuka adalah berkoalisi dengan kalangan faksi Islam," tegasnya.

Ia mengatakan, skenario kedua tersebut, sejalan dengan sikap Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, yang diketahui menempatkan postulat ayahnya, Soekarno, tentang ballance of power (perimbangan kekuasaan) sebagai panduan berpolitik.

"Dulu, Soekarno menggagas ide Nasakom, maka bisa jadi Megawati mendorong keseimbangan kekuatan Nasionalis-Islam," terangnya.

Terkait tokoh Islam yang memiliki peluang untuk mendampingi Jokowi, Ariza menyebut sejumlah tokoh.


Misalnya, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua dan Umum PPP Suryadharma Ali.

"Dua sosok lain yang memiliki peluang adalah Jusuf Kalla dan Mahfud MD. Kedua tokoh sayangnya tidak memiliki partai politik sebagai kendaraan politik," tandasnya.

Sebelumnya, Survei Indobarometer yang bekerjasama dengan Lembaga Psikologi Politik (LPP) UI yang dirilis beberapa hari lalu, menunjukkan ada lima tokoh dengan Indeks kepemimpinan tertinggi.

Mereka adalah Joko Widodo (7,55 ), Prabowo Subianto (7,07), Megawati Soekarnoputri (6,58), Aburizal Bakrie (6,38) dan Hatta Radjasa (6,15).

Temuan survei dalam simulasi lima cawapres dari parpol massa Islam, Hatta kembali berada di puncak dengan peroleh elektabilitas 16 persen, dan disusul Muhaimin Iskandar (6,2 persen).

Simulasi Indobarometer juga menemukan bila pasangan Jokowi-Hatta unggul 34,3 persen dibandingkan Prabowo-Pramono Edhie yang hanya mendapat 15,4 persen. Disusul, pasangan ARB-Muhaimin 12,7 persen, dan Wiranto-Hary Tanoe 10,3 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas