Ini Jawaban PDIP Soal Dugaan Massa Bayaran Dukung Jokowi di Dunia Maya
Menurut Eva memang ada tim udara yang dibentuk Seknas, namun sejauh yang ia tahu tidak ada massa bayaran
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari angkat bicara mengenai rumor adanya massa bayaran di dunia maya untuk mendukung Joko Widodo menjadi presiden. Menurut Eva memang ada tim udara yang dibentuk Seknas, namun sejauh yang ia tahu tidak ada massa bayaran.
"Iya (memang ada tim udara), tapi aku tidak tahu detailnya. Banyak yang daftar," ujarnya saat berbincang dengan Tribunnews.com, Minggu(30/3/2014).
Eva mengatakan pihak Seknas Jokowi juga sudah menyiapkan tim kampanye udara di media sosial dan media massa online.
"Ada juga Seknas nyiapkan tim udara, spin doctornya Kartika Djoemadi,"ujarnya.
Adanya upaya melakukan serangan udara tersebut kata Eva membuat banyak orang ramai-ramai berbondong ingin mendaftar dan menjadi bagian dari tim. Bahkan, sampai ke luar negeri.
"Sudah ada DC, Berlin dan China serta Australia, menyusul Jeddah,"ujarnya.
Sebelumnya, Tim sukses Joko Widodo dikabarkan membentuk semacam jaringan udara yang bergerak melalui jaringan internet. Mereka masuk melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter serta banyak media massa online.
Bahkan, kabarnya mereka menarik banyak orang untuk dilibatkan dalam serangan udara tersebut. Sebagian besar dibayar sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per kepala hanya untuk membuat ramai dunia maya dengan isu-isu soal Jokowi.
"Kebanyakan itu penjaga toko, penjaga gerai telepon seluler, ada juga yang tukang becak," ujar salah seorang sumber saat berbincang dengan Tribunnews, Minggu (30/3/3014).
Koordinator Jokowi-Ahok Social Media Volunteers (Jasmev) Kartika Djoemadi juga membantah adanya massa bayaran di dunia maya yang mensukseskan pencapresan Jokowi.
"Tidak benar, tidak ada relawan Jokowi di dunia maya yang dibayar," ujar Kartika.
Menurut Kartika tidak ada akun lain di Twitter atau Facebook yang mengerahkan massa bayaran untuk pemenangan Joko Widodo menjadi presiden selain akun resmi yang memang bertugas melakukan 'serangan udara' untuk pencitraan Joko Widodo.
"Relawan Jokowi di sosial media ada beberapa gugus besar, relawan @jasmev2014 atau @Jokowi4Me atau @PartaiSocmed atau @JKW4P dan tidak ada yang dibayar,"ujar Kartika.