SBY Ngaku Nggak Mau Curang Saat Pemilu
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku sama sekali tidak memiliki niat untuk berbuat curang dalam pemilu nanti
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku sama sekali tidak memiliki niat untuk berbuat curang dalam pemilu nanti, maupun pemilu sebelumnya. SBY justru mengajak semua pihak untuk tidak melakukan kecurangan.
Hal itu disampaikan Presiden dalam wawancara dengan Biro Pers Kepresidenan yang diunggah ke YouTube, Minggu (6/4/2014), menjawab pertanyaan adanya anggapan pemilu 2014 bakal terjadi kecurangan.
Presiden mengatakan, banyak orang memiliki pandangan yang tidak tepat mengenai penyelenggara pemilu. SBY menekankan bahwa KPU dan Bawaslu independen atau tidak berada di bawah pemerintah. Aturan pemilu, kata dia, juga dibuat pemerintah dan DPR yang di dalamnya melibatkan banyak parpol.
"Lantas, kalau dianggap, nanti jangan-jangan pemerintah curang, SBY curang, saya enggak punya niat sedikit pun untuk melakukan kecurangan," ucap Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu.
Kalau pemerintah mau berbuat curang di pemilu, Presiden bertanya bagaimana melakukan kecurangan itu? Pasalnya, selain Partai Demokrat, menteri-menteri di kabinet juga berasal dari lima parpol lain. Mereka, kata SBY, punya kepentingan masing-masing di pemilu.
Begitu pula di pemerintahan daerah, kata SBY, parpol lain juga memiliki kepala daerah, baik sebagai gubernur maupun bupati/wali kota.
"Bagaimana curangnya? Oleh karena itu, hati-hati main tuduh, pasti curang. Tetapi saya ingatkan, Bawaslu, Panwaslu, masyarakat, pers semua lihatlah secara jujur, adil, terbuka apakah ada kecurangan nantinya," kata SBY.
Presiden menambahkan, untuk mencegah kecurangan, dirinya sudah meminta kepolisian untuk menjaga mulai dari sebelum, saat dan setelah pencoblosan.
"Saya ajak semua, ayo jangan curang, bareng-bareng, awasi apakah ada kecurangan. Selebihnya, ketika kita yakin (pemilu) berjalan fair, maka hasilnya seperti apapun kita terima, itulah demokrasi," pungkas SBY. (Sandro Gatra)