Donal Bermodal Rp 20 Juta untuk Perjuangan Aspirasi Rakyat Papua
Donal Awi tampak malu-malu, ketika mengungkapkan bahwa dirinya adalah scaleg DPRD Papua dari Partai Hanura.
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Donal Awi tampak malu-malu, ketika mengungkapkan bahwa dirinya adalah seorang calon anggota legislatif DPRD Papua dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Maklum saja, saat ditemui di Pasar Youtefa, Abepura, Jayapura, Papua, Sabtu (5/4/2014) dia hanya bersandal jepit, bercelana pendek, berkaos lusuh dan tubuh penuh debu dengan parang di tangan. Penjual daging babi, adalah profesinya.
Ayah satu anak itu, mulai terjun ke dunia politik pada tahun 2008 karena ingin menjadi penyalur aspirasi yang baik. Ia sempat menjadi kader salah satu partai. Namun, karena tak lolos menjadi caleg di partai itu, ia 'meloncat' ke Partai Hanura atas bantuan seorang rekannya, 2013 lalu.
Berbekal ijazah Diploma III Universitas Cenderawasih jurusan Ilmu Pemerintahan, pria yang berjualan daging babi sejak delapan tahun itu nekat nyaleg di Pemilu 2014. Tidak hanya itu bekal dia, Donal juga memiliki perusahaan jasa konstruksi dan pengadaan barang skala kecil di Kota Jayapura yang dibangunnya sejak 2008 lalu.
"Tidak terlalu besarlah, tapi pengalaman saya di swasta saya rasa cukup untuk menjalankan pemerintahan," yakin Donal.
Kebetulan, Donal memiliki keluarga dan kerabat besar di kotanya. Hasilnya, sampailah ia mendapatkan nomor urut enam dengan daerah pemilihan III Distrik Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Habis Rp 20 juta
Masa kampanye pemilihan kursi legislatif hampir usai. Sejumlah aksi meraup hati masyarakat sudah dilaksanakannya. Mulai dari memasang spanduk, baliho dan stiker di jalan-jalan, hingga hadir dalam acara-acara masyarakat.
"Total sudah Rp 20 juta habis untuk kampanye. Rp 15 jutaan untuk baliho, spanduk, sisanya kasih makan orang kalau ada acara apa-apa," ujar pria yang kini menjadi Wakil Ketua DPC Hanura Distrik Muaratami, satu dari empat distrik di Jayapura.
Namun Donal mengaku tidak ngotot supaya dirinya lolos dan berhasil duduk di kursi dewan. Jika lolos, ia memiliki komitmen untuk menyalurkan aspirasi warga Papua sebaik-baiknya.
"Kan masyarakat usul ke dewan, misalnya minta bak air, perbaiki saluran. Aspirasi masuk, baru kita kerjakan, itu saja. Kita kerja sesuai apa yang diperintah rakyat, rakyat butuh apa," ujarnya.
Lantas, bagaimana jika Donal tidak terpilih?
Dia hanya tersenyum, kemudian melempar pandangannya ke arah tumpukan daging babi yang ada di meja kiosnya. "Ya begini lagi sudah," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.