Demokrat Sembilan Koma, PPI: Ini Kegagalan SBY
kegagalan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memimpin pemerintahan dan partai yang didirikannya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Posisi Partai Demokrat yang hanya memperoleh sembilan koma dari hasil hitung cepat berbagai lembaga survei pada Pemilihan Umum Legislatif 2014 dinilai Organisasi Masyarakat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) sebagai kegagalan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memimpin pemerintahan dan partai yang didirikannya.
Fungsionaris Pimpinan Nasional Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Bobby Triadi menilai anjloknya suara Partai Demokrat akibat dari kebijakan SBY yang masih mempertahankan orang-orang yang kredibilitasnya sudah anjlok di mata rakyat. Orang-orang yang kini bercokol di Partai Demokrat adalah orang-orang yang diragukan komitmen kerakyatannya.
Mereka adalah orang-orang yang bekerja hanya untuk kepentingan SBY seorang. Selain itu, menurut Bobby anjloknya suara Partai Demokrat karena isu-isu kampanye yang diusung Partai Demokrat sudah tidak lagi mempengaruhi suara rakyat.
“Isu-isu keberhasilan program-program yang katanya pro rakyat itu sudah tak popular lagi karena bertolak belakang dengan kenyataannya,” kata Bobby dalam pernyatannya yang diterima Tribunnews, Rabu(9/4/2014).
Bobby setuju, hasil pemilu kali ini adalah awal dari keruntuhan Partai Demokrat dan akan sulit untuk bangkit kembali. Menurut Bobby, figur SBY sebagai Presiden RI yang pernah dielu-elukan rakyat dan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat ternyata juga tidak mampu mengangkat elektabilitas partai.
“Malah tambah anjlok karena rakyat sudah tahu kinerjanya selama 10 tahun ini tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan tidak berdampak pada kesejahteraan rakyat. Dapat diartikan sangat buruk dan rakyat sudah tak mau lagi dipimpin oleh Presiden yang diusung oleh Partai Demokrat,” katanya lagi.
Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Daerah PPI Sumatera Utara Muazzul, SH, MHum menilai hasil quickcount Pemilu Legislatif menunjukkan bahwa Partai Demokrat sebagai partai berkuasa sudah diambang keruntuhan. Perolehan suara PD yang hanya mencapai angka 9,7 persen menunjukkan bahwa partai yang didirikan SBY itu sudah tidak lagi menunjukkan kredibilitasnya dan tidak lagi mendapat dukungan rakyat.
Menurut Muazzul, keruntuhan Demokrat itu membuktikan bahwa rakyat Indonesia sudah mulai cerdas dalam menentukan pilihannya.
“Rakyat sudah tahu dan faham betul buruknya pemerintahan SBY selama 10 tahun berkuasa. Rakyat tidak lagi tergoda dengan janji-janji muluk politisi Partai Demokrat yang banyak mengklaim keberhasilan pemerintahan SBY yang ternyata hanya berhasil menurut politisi Partai Demokrat. Rakyat sudah tahu kebohongan itu dan hal itu dibuktikan rakyat dengan tidak lagi memilih Partai Demokrat,”kata Muazzul lagi.
Atas pilihan rakyat yang tidak memilih Partai Demokrat itu, Muazzul mengucapkan terima kasih kepada rakyat karena sesuai dengan himbauan PPI sehari menjelang Pemilu agar masyarakat cerdas memilih calon legislatif yang benar-benar bekerja untuk rakyat. “Sehari sebelum Pemilu kami mengimbau masyarakat untuk tidak lagi memilih partai dan caleg yang korup dan imbauan tersebut didengar oleh rakyat,” kata Muazzul.
Muazzul berharap hasil Pemilu 2014 ini dapat memvawa bangsa Indonesia lebih baik ke depan sesuai dengan misi PPI menjadikan Indonesia lebih baik ke depan. Muazzul juga meminta seluruh kader PPI untuk mengawal hasil Pemilu 2014 ini agar jangan diselewengkan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Saya meminta seluruh kader PPI di Sumatera Utara ini mengawal hasil pemilu ini agar tidak ditukangi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,”katanya lagi.
Hadir dalam kegiatan tersebut Pengurus PPI Pusat Bobby Triadi, Wakil Ketua PPI Sumut Drs. Harun Al Rasyid dan Sekretaris Umum PPI Medan Hendra Hidayat.