PDIP Disarankan Berkoalisi dengan Partai yang Punya Televisi
Peneliti LIPI, Prof Ikrar Nusa Bhakti mengatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan harus semakin luwes membangun koalisi.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Ikrar Nusa Bhakti mengatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) harus semakin luwes membangun koalisi. Pasalnya, target suara yang ditetapkan oleh PDI Perjuangan meleset.
"PDIP harus terbuka matanya. Harus membangun koalisi yang luwes dan manis," kata prof Ikrar di Gedung LIPI, Jakarta Selatan, Kamis (10/4/2014).
Ikrar menuturkan, faktor Jokowi tidak terlalu signifikan mendongkrak suara partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Untuk itu, untuk memuluskan PDI Perjuangan menjadi pemenang pilpres hendaklah berkoalisi dengan partai yang memiliki media.
Ikrar mengatakan, jika dilihat dari pengalaman sebelum Pileg, Jokowi tidak lagi menjadi media darling bahkan cenderung menjadi media enemy. Menurutnya, Jokowi selalu menjadi serangan di stasiun televisi yang pemiliknya mau maju sebagai calon presiden.
"Jadi sebaiknya PDIP harus gandeng parpol yang miliki televisi seperti Nasdem," ucapnya.
Ikrar melihat, munculnya Jokowi di televisi sebelum Pileg sangat minim. Padahal, seharusnya PDI Perjuangan yang mengusung sebagai capres harus memunculkan Jokowi lebih sering melalui iklan di televisi.
"PDIP jangan buat keputusan bodoh yakni hanya mengambil sisa-sisa koalisi," ucapnya.