Sejak Akhir 2012 Sudah Ada Penolakan pada Ical, Tapi Kader Golkar Bungkam
Ia menambahkan, kader yang bersebrangan dengan Ical disebabkan elektabilitas Ical dinilai selalu di bawah rata-rata
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencalonan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon Presiden (capres) Partai Golkar disebut tak direstui semua kader partai berlambang pohon beringin tersebut sehingga menimbulkan konflik internal.
Politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang, mengungkapkan konflik internal partainya terjadi sejak peresmian Ical sebagai capres 2014-2019. Menurutnya sejak akhir Juni 2012, telah terjadi pro kontra terkait pencapresan Ical.
"Partai Golkar sejak Juni akhir 2012, sudah terjadi pro kontra saat Ical menjadi capres melalui Rapimnas. Namun ini tidak disampaikan terus terang," ungkap Zainal di Horapa Seafood and Thai Kitchen, Menteng Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).
Zainal menuturkan secara umum tidak ada reaksi formal atas pencapresan Ical. Bisa dikatakan, lanjut Zainal, mayoritas kader Golkar tidak berani melakukan gerakan kritis. Pasalnya, nasib kader untuk maju caleg tergantung tanda tangan Ical selaku Ketua Umum.
"Kalau ketidaksukaan itu diungkapkan terang-terangan, mungkin harapan kader untuk maju sebagai caleg hilang sia-sia. Karena itu kader yang berseberangan dengan Ical, tetap menjaga harapan mereka (maju caleg)," tuturnya.
Ia menambahkan, kader yang bersebrangan dengan Ical disebabkan elektabilitas Ical dinilai selalu di bawah rata-rata. Hal tersebutlah menurutnya yang memicu konflik utama.
"Kenapa ada masalah kecemasan capres Ical? Karena dari 2012 sampai 2014, hasil elektabilitas itu tidak pernah di atas satu digit, jauh di bawah Jokowi dan Prabowo. Ini yang membuat pencapresan Ical banyak yang meminta evaluasi atau dianulir," tandasnya.