Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejak Akhir 2012 Sudah Ada Penolakan pada Ical, Tapi Kader Golkar Bungkam

Ia menambahkan, kader yang bersebrangan dengan Ical disebabkan elektabilitas Ical dinilai selalu di bawah rata-rata

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Sejak Akhir 2012 Sudah Ada Penolakan pada Ical, Tapi Kader Golkar Bungkam
TRIBUN SUMSEL/M AWALUDDIN FAJRI
Ketua umum partai Golkar Abu Rizal Bakrie saat melakukan orasi pada kampanye akbar partai Golkar di gedung Palembang Sport Convention Center (PSCC) Palembang, Kamis (20/3/2014). Kampanye akbar partai Golkar ini dihadiri oleh ketua Umum DPP Tingkat 1 partai Golkar Provinsi Sumsel H Alex Noerdin dan ratusan kader partai Golkar (TRIBUNSUMSEL/M.A.FAJRI) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencalonan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon Presiden (capres) Partai Golkar disebut tak direstui semua kader partai berlambang pohon beringin tersebut sehingga menimbulkan konflik internal.

Politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang, mengungkapkan konflik internal partainya terjadi sejak peresmian Ical sebagai capres 2014-2019. Menurutnya sejak akhir Juni 2012, telah terjadi pro kontra terkait pencapresan Ical.

"Partai Golkar sejak Juni akhir 2012, sudah terjadi pro kontra saat Ical menjadi capres melalui Rapimnas. Namun ini tidak disampaikan terus terang," ungkap Zainal di Horapa Seafood and Thai Kitchen, Menteng Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).

Zainal menuturkan secara umum tidak ada reaksi formal atas pencapresan Ical. Bisa dikatakan, lanjut Zainal, mayoritas kader Golkar tidak berani melakukan gerakan kritis. Pasalnya, nasib kader untuk maju caleg tergantung tanda tangan Ical selaku Ketua Umum.

"Kalau ketidaksukaan itu diungkapkan terang-terangan, mungkin harapan kader untuk maju sebagai caleg hilang sia-sia. Karena itu kader yang berseberangan dengan Ical, tetap menjaga harapan mereka (maju caleg)," tuturnya.

Ia menambahkan, kader yang bersebrangan dengan Ical disebabkan elektabilitas Ical dinilai selalu di bawah rata-rata. Hal tersebutlah menurutnya yang memicu konflik utama.

"Kenapa ada masalah kecemasan capres Ical? Karena dari 2012 sampai 2014, hasil elektabilitas itu tidak pernah di atas satu digit, jauh di bawah Jokowi dan Prabowo. Ini yang membuat pencapresan Ical banyak yang meminta evaluasi atau dianulir," tandasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas