Usir Hary Tanoe, Ketua Fraksi Hanura: Yuddy Tak Punya Kontribusi di Partai
“Yuddy tidak memberikan pengaruh apa-apa ke partai,” kata Sudding sembari mengatakan kiprah Yuddy saat ini juga tidak banyak di Hanura.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik di internal partai Hanura terus meruncing menyusul adanya pernyataan Ketua DPP Yuddy Chrisnandi yang meminta Ketua Bapilu Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo keluar dari partai karena gagal di pileg 2014.
Ketua Fraksi Partai Hanura Sarifuddin Sudding pun mengaku geram melihat tingkah polah kawan separtainya tersebut. Semestinya Yuddy melakukan instropeksi dulu sebelum berbicara, apalagi mantan politisi partai Golkar itu tidak punya kontribusi apapun di partai Hanura.
“Sebagai kader, kita introspeksi, kita sudah berkontribusi apa? Berbuat apa untuk partai, tidak lantas menyalahkan Bapilu,” kata Sudding saat dihubungi via telepon di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Sudding menjelaskan selama ini peran Yuddy tidak memberikan pengaruh dan kontribusi terhadap Hanura. Artinya ada atau pun tidak.
“Yuddy tidak memberikan pengaruh apa-apa ke partai,” kata Sudding sembari mengatakan kiprah Yuddy saat ini juga tidak banyak di Hanura.
Anggota Komisi III DPR ini pun membandingkan dengan kerja Yuddy saat menjadi ketua bapilu Partai Hanura. Semua hasil survei menyebutkan suara Hanura hanya 0,5- 1 persen.
“Bahkan sempat diperkirakan tidak lolos parliamentary threshold sehingga para kader berancang-ancang pindah partai politik. Setelah HT masuk, semua diambil alih termasuk pembiayaan kegiatan dan Hanura dapat suara 5 sekian persen,” ujarnya.
Atas hasil kerja Yuddy itu Wiranto selaku Ketua Umum mengganti Yuddy dengan Hary Tanoe. Menurut Sudding, karena Wiranto menyadari Hanura membutuhkan individu yang mau dan mampu bekerja secara nyata di Bapilu.
Saat ditanya mengenai rencana untuk melakukan evaluasi kerja Hary Tanoe di Rapimnas 6 Mei mendatang, Sudding mengatakan Yuddy tidak seharusnya membuat pernyataan yang tidak sesuai fakta.
“Saya khawatir, apakah saat di partai sebelumnya dia juga seperti itu?” ujar Sudding.
Sebaliknya, lanjut dia, lebih penting bagaimana mengawal hasil pemilu dan membangun komunikasi politik dengan tokoh-tokoh politik untuk membangun koalisi.
“Dan bukan malah meminta-minta orang yang sudah berkorban, sudah berkontribusi, dan ada kerja nyata, untuk keluar. Justru pihak-pihak yang terus mengeluarkan statemen seperti itu karena merasa posisinya tidak nyaman,” ujarnya.
Dia menuturkan, kehadiran Hary Tanoe sudah memberikan sumbangsih besar yaitu menaikkan elektabilitas dan menarik perhatian masyakarat. Beberapa program antara lain memberikan puluhan unit ambulans untuk DPD-DPD se-Indonesia, program asuransi, bakti sosial, iklan di tv, giant banner dan kunjungan ke semua provinsi bersama Ketua Umum Hanura, Wiranto.
“HT sudah berjuang habis-habisan, tetapi muncul suara sumbang. Sikapi dengan jujur, ada peningkatan suara dari 2009 yang 3,7 persen menjadi 5 persen lebih. Mereka lupa bersyukur bahwa Hanura lolos parliamentary threshold,” tutur caleg incumbent ini yang kembali meraih kursi DPR dari dapil Sulawesi Tengah pada Pileg 2014 kemarin.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Hanura Yuddy Chrisnandi menggulirkan wacana evaluasi terhadap Bapilu Hanura yang diketuai oleh Hary Tanoesoedibjo. Alasannya, perolehan suara Hanura pada Pileg 2014 seperti yang ditunjukkan quick count berkisar 5,4 persen dan bertengger di urutan 10.
Sebelum masuk Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi merupakan kader Golkar. Di Golkar Yuddy juga pernah berkonflik hanya gara-gara perubahan nomor urutnya yang saat itu menjadi calon legislatif, namun mundur karena nomor urutnya berubah.
Menurutnya nomor urut yang baik harus menjadi milik orang lama di Partai Beringin termasuk dirinya. Yuddy juga gagal memenuhi ambisinya menjadi Ketua Umum Golkar dan Presiden periode 2009-2014, karena tak ada dukungan dari kader partai beringin tersebut.