Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IndoStrategi: Parpol dan Capres Jangan Pusatkan Pikiran Hanya Soal Koalisi

Perhatian pada berbagai tantangan lokal dan global agar pemerintahan selanjatunya dapat lebih baik, juga harus menjadi perhatian.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in IndoStrategi: Parpol dan Capres Jangan Pusatkan Pikiran Hanya Soal Koalisi
Warta Kota/henry lopulalan
Hasil Pemilu Caleg Survei Lingkaran Survei Indonesia mengeluar Peta Perolehan Kursi Partai dan Koalisi Capres 2014 di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (11/4/2014). Hasil perolehan suara partai yang merata dan tidak ada yang dominan membuat persaingan semakin ketat untuk menuju RI-1. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Andar Nubowo, Direktur Eksekutif IndoStrategi mengingatkan agar Partai-partai Politik (Parpol) dan Calon Presiden (Capres) tidak terjebak hanya berpikir soal koalisi. Perhatian pada berbagai tantangan lokal dan global agar pemerintahan selanjatunya dapat lebih baik, juga harus menjadi perhatian.

Karena menurut dia, Indonesia lima tahun ke depan akan dihadapkan pada banyak tantangan, baik di tingkat lokal maupun global. Di tingkatan nasional, kita masih akan berhadapan pada sejumlah persoalan klasik. Di antaranya, korupsi, lemahnya penegakan hukum, kemiskinan, biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal, serta konflik horozontal.

Sementara di tingkat global, Indonesia diperkirakan akan lebih banyak menghadapi percaturan di bidang ekonomi antar-negara. Pada tahun depan misalnya, negara berpenduduk sekitar 245 juta jiwa ini ditantang untuk memainkan peran penting di pusaran pasar bebas antar negara di Asia Tenggara, yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) 2015.

Selain itu, daya saing ekonomi Indonesia di lingkungan global masih terbilang rendah. Hingga saat ini, menurut Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian, tingkat daya saing logistik Indonesia relative mengkhawatirkan, karena berada di level enam di antara negara-negara ASEAN.

Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo mengatakan, meski Indonesia lima tahun ke depan akan banyak dihadapkan pada realitas sosial-ekonomi yang pelik, tapi sesungguhnya kita masih bisa berharap optimis segala persoalan itu mampu diselesaikan para pemimpin periode mendatang.

“Setiap persoalan bangsa akan bisa diselesaikan jika kepemimpinan Indonesia ke depan lebih kuat, berorientasi pada kemajuan ekonomi, dan tidak terjebak pada konflik politik,” kata Andar Nubowo, dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Rabu (7/5/2014).

Dalam menghadapi MEA 2015, Indonesia punya peluang besar untuk tampil sebagai pemain utama di panggung pasar ekonomi antar negara di ASEAN tersebut. Dengan catatan bahwa pemerintahan ke depan punya kesadaran untuk memperbaiki sarana dan prasarananya.

BERITA REKOMENDASI

“Dari itu, partai politik serta capres dan cawapres jangan hanya sibuk mencari koalisi, tapi hendaknya juga memikirkan bagaimana meningkatkan daya saing dalam negeri,” tegas Andar, yang juga sebagai Dosen FISIP di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Daya saing akan bisa melaju cepat jika pemerintahan selanjutnya mampu mengoptimalkan peran sektor industri kecil dan menengah (UMKM), di lain pihak sektor industri makro juga diperhatikan dengan baik.

Namun, situasi kebangsaan mendatang akan tetap seperti saat ini penuh gejolak horizontal, aksi persekusi terhadap kaum minoritas, bahkan ancaman krisis akan muncul jika para elite politik tetap menjadikan korupsi dan saling serang antar politisi sebagai kebiasaan para anggota DPR.

“Capres-Cawapres ke depan hendaknya mempunyai wawasan terbuka, mau melindungi segenap anak bangsa, tidak memihak golongan tertentu, dan bersikap tegasterhadap pelaku korupsi,” urai Andar.

Pemilu Presiden 2014 yang berlangsung pada 9 Juli mendatang merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk memilih kepemimpinan nasional yang efektif. Namun, wacana koalisi partai politik dan capres-cawapres yang selama ini berlangsung masih menekankan bagaimana memenangkan pemilu (wining election), bukan bagaimana membangun dan memimpin pemerintahan yang efektif (ruling government). Akibatnya, aspek-aspek penting terkait persoalan dan tantangan besar yang akan dihadapi bangsa Indonesia dalam lima tahun mendatang relatif diabaikan.


Akibatnya, imbuhnya, wacana pencarian dan penentuan cawapres cenderung menegasikan dan meminggirkan tokoh-tokoh potensial dari kalangan muda, yang memiliki indeks personal dan kompetensi dan pengalaman unggul. Seperti Gita Wirjawan, Hari Tanoesoedibjo, Hajriyanto Y. Thohari dan Mahfud M.D dan lain sebagainya.

"Mereka adalah putera-putera terbaik bangsa yang diharapkan dapat berkontribusi besar bagi pemajuan bangsa dan negara Indonesia ke depan. Sangat disayangkan jika mereka ini tidak diperhitungkan dan diberi peran untuk memajukan Indonesia ke depan”, kata Andar Nubowo yang alumni Ilmu Politik Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales (EHESS) Paris Perancis ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas