PDIP Harus Jadikan Jawa Barat Model Pemenangan Pilpres
Kemenangan PDIP di tatar Parahyangan di pemilu legeslatif 2014 sangat menakjubkan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemenangan PDIP di tatar Parahyangan di pemilu legeslatif 2014 sangat menakjubkan. Sebelumnya, Jawa Barat yang dikenal sebagai provinsi yang hijau dan biru atau kuning serta putih karena dikuasai oleh PPP, Demokrat, PKS atau Golkar kini semakin memerah.
Sebagai contoh misalnya, DPRD Kota Depok yang sebelumnya dikenal sebagai markasnya PKS kini beralih dimenangkan PDIP. Kabupaten Tasikmalaya yang secara tradisi dikuasai PPP, kini mayoritas dimenangkan PDIP.
Demkian juga Kota Cimahi, kini PDIP memegang mayoritas DPRD. Fenonema ini juga merata di berbagai kabupaten dan kotamadya yang ada di Jawa Barat.
Bahkan keputusan pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat hari ini tentang jumlah kursi DPRD, semakin menunjukkan "kekuatan" partai berlambang banteng ini.
PDI Perjuangan mampu meraup 20 kursi diikuti Golkar dengan 17 kursi, PKS 12 kursi, Demokrat 12 kursi, serta Gerindra 11 kursi. Sisanya terbagi merata dengan PPP 9 kursi, PKB 7 kursi, Nasdem 5 kursi, PAN 4 kursi dan Hanura 3 kursi.
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai kemenangan PDIP di Jawa Barat merupakan kemenangan PDIP dengan prosentase tertinggi di Indonesia. Belum pernah terjadi di Jawa Barat, PDIP menang dengan angka fantastis padahal Bumi Parahyangan selama ini dikenal "tidak" ramah dengan banteng moncong putih.
"Ada strategi komunikasi dan kampanye yang tepat dilancarkan caleg-caleg PDIP di Jawa Barat. Cara yang ditempuh PDIP Jawa Barat mirip ketika pendekar silat bisa menang di perguruannya karateka dan yudoka. Saya akui, komandan pemenangannya yang dipegang langsung oleh Ketua DPD PDIP Jawa Barat sangat yang berpengalaman di teritorial menjadi kunci kesuksesan PDIP,"kata Ari Junaedi," Rabu (14/5/2014).
Menurut pengajar program pascasarjana Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini, harusnya DPP PDIP menjadikan Jawa Barat sebagai roole model pemenangan PDIP baik di Pilpres mendatan ataupun di pemilu dan pemilukada selanjutnya.
"Pendekatan kultural, meraih simpati dari anak muda dan merangkul pemuka-pemuka masyarakat sangat tepat dibidik PDIP. Kawasan-kawasan yang berdekatan dengan tangsi militer, kini menjadi merah padahal dulunya biru," ujarnya.
"Meski Gubernurnya dari PKS, ternyata Ahmad Heryawan tidak menimbulkan efek berarti. Kalau di pemilu legeslatif saja bisa menang, pasti nanti akan linera hasilnya di pilpres," pungkas Ari Junaedi yang juga dosen S2 Komunikasi Politik di Universitas Persada Indonesia (UPI YAI) Jakarta dan Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya ini.