Pendiri PDIP Berharap Mahfud MD Dampingi Jokowi
Bila cawapres "jagoan"-nya itu disandingkan dengan Jokowi, pasangan itu bisa disebut sebagai pasangan Jawa dan dari luar Jawa.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sabam Sirait, tiba-tiba menuturkan "calon wakil presiden saya dari Madura," di tengah-tengah presentasi hasil survei Founding Fathers House (FFH), tentang elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden di kantor FFH, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (15/5/2014).
Sabam menuturkan hal itu saat peneliti senior FFH, Dian Permata menjelaskan dalam penelitiannya itu warga dari pulau Madura tidak disebutkan sebagai bagian dari suku Jawa. Sabam juga menjelaskan, bila cawapres "jagoan"-nya itu disandingkan dengan capres PDIP, Joko Widodo (Jokowi), pasangan itu bisa disebut sebagai pasangan Jawa dan dari luar Jawa.
Di ujung diskusi Sabam kembali angkat bicara soal cawapresnya itu. Ia mengaku sudah dua bulan terakhir membocorkan ke media, bahwa sebagai pendiri partai ia berharap Jokowi disandingkan dengan seseorang dari luar partai.
Sabam juga berharap tokoh yang akan mendampingi Jokowi umurnya tidak jauh lebih tua dari Gubernur DKI Jakarta itu. Menurutnya sang cawapres bisa saja lebih mendominasi dari Jokowi yang kini berumur 53 tahun.
Sedangkan yang kini digadang-gadang akan mendampingi Jokowi antara lain adalah mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla yang sudah berumur 71 tahun, dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jendral (purn), Ryamizard Ryacudu yang berumur 61 tahun. Namun Sabam justru menjawab di luar kedua nama itu.
"Wapresnya ya sudah sebut saja lah, si Mahfud, dia kan tidak masuk pulau Jawa, pulau Madura beda dengan orang Jawa, tapi masuk provinsi Jawa Timur," katanya.
Mahfud MD adalah mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), yang sempat menjabat sebagai petinggi di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Mahfud berdarah Madura dan berumur 56 tahun. Kata Sabam profil Mahfud ideal dengan apa yang disyaratkan selama ini.