Jokowi Pilih JK, La Tinro Minta Petunjuk Syahrul
Golkar sebagai pemenang pemilu di Sulsel, La Tinro mengaku akan berkoordinasi dan meminta petunjuk langsung ke Ketua DPD Golkar, Syahrul Yasin Limpo.
Editor: Sugiyarto
MAKASSAR, TRIBUN -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sulsel La Tinro La Tunrung (58), menegaskan penetapan Jusuf Kalla (72), sebagai calon wakil presiden pendamping Joko "Jokowi" Widodo (50) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang, tidak akan melemahkan semangatnya untuk memenangkan paket Prabowo Subianto (62) - Hatta Radjasa (60) di Sulsel.
Kepada Tribun, Senin (19/5) kemarin, La Tinro mengemukakan sekelumit strategi memenangkan pasangan yang diusung koalisi Gerindra, dan lima parpol lainnya (PAN, PPP, PKS, Golkar dan PBB) ini di 'kampung halaman' Kalla ini.
Khusus Golkar sebagai pemenang pemilu di Sulsel, La Tinro mengaku akan berkoordinasi dan meminta petunjuk langsung ke Ketua DPD Golkar, Syahrul Yasin Limpo (59).
"Saya akan segera menelpon beliau, untuk minta petunjuk. Kita harap dalam dua tiga hari kedepan koordinasi berjalan antar partai koalisi," ujarnya.
Di Jakarta, sepanjang siang kemarin, dua kontestan pilpres mulai mengumumkan resmi pasangan cawapresnya.
Dengan mengucap "bismillah" Jokowi mengumumkan penetapan JK sebagai cawapres. Pengumuman digelar di kediaman Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta.
Kalla sendiri menegaskan menerima itu, dan menyatakan siap membantu Jokowi membangun "Indonesia yang lebih Hebat".
Dua ketua umum partai pengusung lainnya Surya Paloh (NasDem) dan Muhaimin Iskandar (PKB) juga hadir. Ketua DPP Partai Hanura Wiranto, yang pilpres 2009 lalu jadi cawapres JK juga hadir.
Di tempat terpisah, di Rumah Polonia, Jakarta, bekas kediaman Presiden pertama RI, Soekarno, capres usungan Gerindra, Prabowo, juga memantapkan ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa sebagai cawapres.
Selain PAN, Prabowo juga diusung PPP, PKS, Partai Golkar, dan PBB.
Kabar, terakhir pukul 22.15 wita, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga dikabarkan bertemu enam mata dengan Prabowo-Hatta.
Demokrat diperkirakan akan bergabung ke koalisi berjuluk "Indonesia Raya" ini.
Meski bergabung dengan partai pemenang, La Tinro mengakui akan mengalami kesulitan karena sosok Cawapres Jokowi, Jusuf Kalla sangat populer di Sulsel.
"Kita juga realistis, sosok pak JK (Jusuf Kalla) sangat kuat di Sulsel. Tapi kami tetap optimis," ujarnya.
La Tinro berharap semua kader dan simpatisan dalam partai koalisi tak ada yang 'lari' dalam memenangkan paket Prabowo-Hatta itu.
"Entalah kalau kader partai lain, tapi saya jamin kader Gerindra tak ada yang bakal lari," ujarnya.
Meski pimpinan Golkar se Indonesia telah memberikan mandat penuh kepada Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie untuk menentukan arah politik partai namun, Ketua DPD Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo punya sikap sendiri terhadap dukungan politik.
Gubernur Sulsel dua periode tersebut menjelaskan, pembahasan dalam rapimnas Golkar di Jakarta juga diusulkan agar usungan Golkar menjadi wakil presiden saja.
Selain ARB ada dua nama lain yang diusulkan sebagai wapres yaitu Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla.
"Nama itu diusulkan dalam rapimnas sesuai pandangan pimpinan Golkar namun hasilnya semua persoalan Golkar dimandatkan kepada ketua sehingga pola politik dimainkan ketua umum kemana pun mereka, seluruh indonesia mendukungnya," kata Syahrul kepada wartawan yang ditemui di Warkop Sami, Makassar, Senin (19/5).
Ia menilai, semua kemungkinan bisa terjadi di Golkar namun bukan berarti Golkar akan tertinggal karena dua kubu capres dan cawapres yang ada masih membutuhkan Golkar.
Menurutnya, Golkar memiliki pengalaman dalam persoalan pemilu sehingga apapun keputusan ketua nanti tentu memiliki pertimbangan tertentu.
Ditanya soal Jusuf Kalla, Syahrul sempat terdiam dan menjawab bahwa Stigma Golkar tidak bisa dihilangkan dari Jusuf Kalla.
Ia menambahkan, apapun sikap Jusuf Kalla, ia tetap kader Golkar.
"Sebagai gubernur, saya pada posisi kepentingan rakyat dan Sulsel. Semua berpikir dan berkontribusi maksimal agar rakyat dapat jaminan kualitas hidup lebih baik. Kita cuman mau jangan berspekulasi dengan rakyat," kata Syahrul.
Sejumlah ketua parpol di Sulsel yang dimintai komentar soal pencapresan kemarin, memberi reaksi beragam.
Mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin yang juga Ketua (non-aktif) DPD Partai Demokrat Sulsel menyambut dingin.
Dengan status tersangka KPK yang disandangnya, Ilham memilih diam. "Maaf, saya belum bisa komentari soal itu", kata Ilham yang juga dikenal dekat dengan JK ini.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto lebih bijak mengemukakan pandangan dan sikap politik.
"Pertama, sebagai wali kota, secara posisi politik harus netral. Sebagai anak Makassar, saya bangga dan mendukung penuh (JK). Kedua, sebagai wali kota, saya berdiri di semua pihak. Ketiga, sebagai pribadi, saya mendukung penuh sebagai orang Makassar," katanya.
Komentar senada diungkapkan Ketua Bappilu DPD Partai Demokrat Sulsel, Syamsu Rizal.
Wakil Wali Kota Makassar ini mengaku dilematis. "Selama belum ada keputusan final (arah koalisi) sampai tanggal 20 Mei dari Pak SBY, masih sah-saja mendukung. Secara pribadi, saya idolakan Pak JK, tapi saya orang partai," katanya.
Wakil Ketua DPW Partai Nasdem Sulsel Bidang Pemenangan Pemilu, Syamsul Bahri Sirajuddin, lebih tegas.
"Lima tahun lalu, pembangunan di Sulsel tak seperti ketika JK menjabat wakil presiden. Makanya kalau JK pasangan Jokowi, pakai-mi kayak DP (Wali Kota Makassar, Danny Pomanto), dua kali tambah baik. Terima kasih ke Mega, terima kasih ke Jokowi" kata Syamsul yang juga Presiden Batuputih Trans Syndicate, mantan tim sukses JK-Wiranto. (TRIBUNews/ig/ham/ilo/yud/edi)