Sigma: Demokrat Terancam Hanya Jadi Partai Penonton Pilpres
Said Salahuddin melihat Partai Demokrat terancam hanya akan menjadi penonton Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahuddin melihat Partai Demokrat terancam hanya akan menjadi penonton Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.
Pasalnya, seperti diyatakan Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Syarief Hasan, hingga Selasa (20/5/2014), partainya tidak akan memihak poros koalisi mana pun.
Dengan pernyataan ini, Partai Demokrat tak akan menyerahkan dukungannya secara formal kepada calon mana pun hingga batas akhir pendaftaran calon presiden dan wakil presiden.
"Kalau Partai Demokrat tidak mau ikut mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, maka Demokrat hanya akan menjadi penonton Pilpres. Ini adalah sejarah baru yang dicetak oleh Demokrat. Sepanjang sejarah penyelenggaraan Pilpres langsung, belum pernah ada parpol pemilik kursi DPR yang absen mengusung pasangan capres-cawapres," ungkap Said ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (19/5/2014).
Kalau sampai Demokrat tidak ikut Pilpres, menurut Said, ini menjadi kegagalan strategi politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi pemimpin. Pasalnya, dia melihat SBY terlalu banyak pertimbangan dalam proses membangun koalisi. Akhirnya malah ketinggalan kereta.
"Ini sekaligus membuktikan stigma bahwa SBY adalah pemimpin peragu," ujarnya.
Namun demikian, jikalau Demokrat tidak mengikuti Pilpres, bukan berarti partai itu otomatis akan menjadi oposisi. Tidak pasti begitu.
Sebab, menurutnya, bisa saja pasangan calon terpilih nantinya justru mengajak Demokrat masuk kedalam pemerintahan. Karena bagaimanapun Demokrat punya modal 61 kursi di parlemen.