Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hatta: Ancaman Bom untuk Menakut-nakuti

"Ini motivasinya agar membuat orang ketakutan," ucap Hatta dalam acara Silahturahmi Alumni ITB di Anjungan Sumatera Selatan, TMII, Jakarta hari ini.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Hatta: Ancaman Bom untuk Menakut-nakuti
TRIBUNNEWS.COM/ GANI KURNIAWAN
Pendukung dan simpatisan rambutnya dicat warna putih seperti rambut calon wakil presiden Hatta Rajasa dalam gerakan Rambut Bodas (Rambo) di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Rabu (4/6/2014). Dalam acara tersebut dideklarasikan Komite Independen Pemenangan Prabowo-Hatta (KIPRAH) untuk mendukung pasangan tersebut memimpin Indonesia. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden Hatta Rajasa menilai ancaman bom di rumah Polonia, merupakan tindakan orang yang inggin menakuti pendukung Prabowo-Hatta.

"Ini motivasinya agar membuat orang ketakutan," ucap Hatta dalam acara Silahturahmi Alumni ITB di Anjungan Sumatera Selatan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (8/6/2014).

Menurut Hatta, rumah Polonia merupakan tempat para pendukung Prabowo-Hatta untuk mendeklarasikan dukungannya secara nyata dan tanpa paksaan. Bahkan, deklarasi tersebut dilakukan dari pagi hingga malam.

"Dan (ancaman bom) ini tidak baik bagi demokrasi kita," kata Hatta.

Kemarin sore (7/6/2014) rumah Polonia yang terletak di jalan Cipinang Cempedak I nomor 29, Otista, Jakarta Timur, kabarnya diancam bom oleh pihak yang tidak dikenal.

‪Ancaman bom tersebut diterima oleh Direktur Komunikasi dan Media Timkamnas Prabowo-Hatta, Budi Purnomo Karjodihardjo melalui pesan elektronik.‬

Berita Rekomendasi

‪"Sejak pukul 15.47 WIB hari ini saya menerima SMS dari nomor 087876018197. Isi SMS-nya 'Akan ada ledakan di polonia, lebih baik acara Prabowo dibubarkan agar tidak ada korban' sebanyak empat kali saya terima," kata Budi Purnomo kepada wartawan, Sabtu (7/6/2014).‬

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto kepada wartawan, Sabtu (7/6/2014) malam, mengakui memang ada SMS yang diterima orang dalam pak Didik ( direktur relawan Prabowo) kemudian diteruskan ke Kanit Intel Jatinegara.

Kendati demikian, menurut Rikwanto, pihak Prabowo-Hatta menolak Rumah Polonia disisir tim gegana. Kegiatan di rumah tersebut pun terus berlangsung dengan penjagaan anggota Kepolisian.

"Pak Didik langsung lapor ke Polres, dan lokasi tetap dilakukan penjagaan," ujar Rikwanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas