Istana Harus Menindak Pimpinan Tabloid Obor Rakyat
Kubu Calon Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla meminta istana menjelaskan terkait beredarnya Tabloid Obor Rakyat
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu Calon Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla meminta istana menjelaskan terkait beredarnya Tabloid Obor Rakyat yang dianggap memojokkan Calon Presiden Joko Widodo. Pimpinan Redaksi Tabloid Obor bernama Setiyardi Budiono mengaku sebagai asisten staf khusus presiden.
"Kita tetap berharap ada penjelasan dari pihak istana, ada dua penjelasan. Pertama klarifikasi mengenai status Setiyardi karena yang bersangkutan mengaku sebagai asisten staf khusus presiden. Sehingga kita butuh suatu penjelasan mengenai statusnya. Apakah benar, kemudian apa keterkaitannya, tanggapan terhadap tulisan yang dimuat dalam obor rakyat, SB sebagai pemimpin redaksinya," kata tim advokasi Jokowi-JK, Taufik Basari di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/6/2014).
Selain itu, kubu Jokowi-JK pun berharap bertindak mengenai kasus tersebut, bukan hanya sekedar merespon. Beredarnya Tabloid Obor Rakyat bukan hanya persoalan bagi Jokowi dan JK saja. Tetapi kasus tersebut merupakan persoalan bangsa.
"Kasus tersebut merupakan persoalan bangsa, karena ada penyebaran kebencian atas dasar SARA. Tentu negara, dalam hal ini pemerintah, juga punya kewajiban untuk menjaga keamanan, ketertiban, perdamaian di negeri ini. Sehingga harus ada tindakan-tindak preventif, tindakan-tindakan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab negara, untuk mencegah agar kebencian ini tidak semakin tersebar luas," ungkapnya.
Lanjut Taufik, istana jangan hanya dengan membantah bila Pimres Tabloid tersebut diluar perintah dan pengetahuan istana saja, lantas pemerintah tidak melakukan apa-apa.
"Tetap kita berharap ini tanggung jawab kita semua, termasuk pemerintah, bukan hanya kepentingan Jokowi dan Jusuf Kalla saja," ucapnya.