Tim Jokowi-JK Desak Prabowo Cabut Pernyataannya dan Minta Maaf
"Prabowo sudah semestinya meminta maaf dan mencabut pernyataan yang meresahkan tersebut," kata Juru Bicara Jokowi Center, Wisnu Prasetya Utomo.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan calon presiden Prabowo Subianto dalam kampanyenya di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menyatakan bahwa orang Indonesia Timur gemar berkelahi dan cepat naik pitam adalah hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang calon presiden, Selasa (17/6/2014).
"Pernyataan tersebut sangat stereotyping dan berbahaya karena berpotensi memecah belah masyarakat," kata juru bicara Jokowi Center, Wisnu Prasetya Utomo, Kamis (19/6/2014).
Dengan ucapan tersebut menurutnya, menunjukkan Prabowo ahistoris dan tidak memahami sejarah. Faktanya, banyak orang Indonesia Timur yang menjadi pemikir dan memberikan sumbangsihnya kepada bangsa ini.
Artinya, tidak benar jika digeneralisir bahwa orang Indonesia Timur emosional. Menurut Wisnu, dengan mengatakan hal yang kurang pantas tersebut, Prabowo masih menggunakan dan melanggengkan cara berpikir kolonial.
"Sangat ironis karena cara berpikir elite politik semacam ini justru akan mengungkung masyarakat Indonesia. Persatuan hanya akan menjadi hal yang dibayangkan karena tidak ada kesetaraan dalam cara pikir semacam itu," lanjutnya.
Dikatakan Wisnu, jika pernyataan-pernyataan semacam ini diteruskan, bangsa ini tidak akan bisa merdeka bahkan sejak dalam pikiran.
"Prabowo sudah semestinya meminta maaf dan mencabut pernyataan yang meresahkan tersebut," katanya.