Harry Tanoe Klarifikasi Transaksi "Tanoesudibjo Prabowo Hatta" di Bursa Saham
Menurut Harry, perubahan nama investor saham MNC Group menjadi 'Tanoesudibjo Prabowo-Hatta' di situs Bloomberg tidak terjadi dengan sendirinya.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Grup MNC Harry Tanoesudibjo menduga oknum dengan kecanggihan IT bermain sehingga sistem data situs berita Bloomberg bisa di-hack dan menyebarkan kabar tidak benar tentang pembelian saham Grup MNC oleh seorang investor bernama 'Tanoesudibjo Prabowo-Hatta' Rp 869,8 miliar.
Menurut Harry, perubahan nama investor saham MNC Group menjadi 'Tanoesudibjo Prabowo-Hatta' di situs Bloomberg tidak terjadi dengan sendirinya.
"Saham saya belum berubah. Jadi, saya sinyalir ada yang bermain di sini, bisa intel, bisa siapa saja masuk ke sistemnya (Bloomberg)," kata Harry saat menghadiri acara Dialog Ekonomi Kadin (Kamar Dagang dan Industri) dan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Djakarta Theatre, Jakarta, Jumat (20/6/2014) malam.
Menurut Harry, tujuan oknum tersebut bermain dengan memasuki data situs Bloomberg itu adalah serangan politis karena dirinya saat ini masuk barisan pendukung capres-cawapres Prabowo-Hatta.
"(Tujuannya) yah merusak, karena mereka tahu saya di kubunya Prabowo-Hatta. Jadi jelas, bahwa ada yang bermain masuk ke sistemnya Boomberg, makanya saya somasi Bloomberg, agar mereka cek betul. Dan mereka (akui) keliru, makanya mereka minta maaf," tuturnya.
Harry mengaku terkejut saat mendapat laporan bahwa saham grup perusahaannya tersebut dibeli oleh investor bernama 'Tanoesudibjo Prabowo-Hatta', sebagaimana terpublikasi dalam data situs Bloomberg.
Setelah meminta penjelasan ke pihak Bloomberg, Harry baru mengetahui data tersebut tidak benar lantaran sistem situs tersebut di-hack pihak luar.
Bagi Harry, pertarungan politik dalam Pilpres 2014 kali ini sudah melewati batas kewajaran.
"Jadi, politik ini sudah di luar hal yang wajar sampai meng-hack sistem. Tujuannya apa, agar harga saham saya jatuh. Kita semua tahu lah. Dengan mereka masuk ke sistem itu, semua investor bisa lihat dan harga saham jatuh. Ini bahaya sekali," ucapnya.
Harry mengakui berkeinginan untuk mencari tahu pelaku pembobolan data situs Bloomberg tersebut. Namun, menurutnya, baik dirinya maupun kepolisian akan kesulitan untuk menemukan pelakunya.
"Yah sulit lah. Saya bisa cari tahu, tapi coba ajari saya bagaimana caranya. Saya lapor polisi juga, kan ini kejadiannya bisa saja di luar negeri," ujarnya.
"Ini artinya, ada oknum-oknum yang canggih bermain. Yang jelas, (oknumnya) bukan dari kubu Prabowo-Hatta," imbuhnya.
Diberitakan, gara-gara publikasi pembelian empat perusahaan MNC Grup senilai Rp 869,8 miliar oleh konsorsium investor kampanye 'Tanoesudibjo Prabowo-Hatta' di situs Bloomberg tersebut, kubu capres-cawapres Prabowo-Hatta selaku tempat Harry Tanoesudibjo memberikan dukungan dicurigai melakukan tindakan komersialisasi dengan motif politik.
Bahkan, mereka dicurigai melakukan pemborongan saham tersebut untuk strategi mendapatkan dana politik dengan cara 'menggoreng' saham di pasar modal hingga dicurigai melakukan tindak pidana pencucian uang dari dana kampanye gelap.
Harry menegaskan, permintaan maaf dan pengakuan kesalahan dari pihak Bloomberg kepada dirinya pasca-somasi menunjukan data pemborongan saham MNC Group tersebut adalah bohong. "Jadi, medianya seharusnya juga tahu, tapi.., Bloomberg juga sudah minta maaf, bahwa ada yang masuk ke sistem, mengacau sistemnya," tukasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.