Kubu Prabowo-Hatta: Belum Tentu Pemilih PDIP Pilih Jokowi-JK
"Nah sentuhan itulah yang dilakukan oleh infrastruktur partai, bicara menjelaskan, mengajak kembali, dan sebagainya," kata Teguh, Kamis (19/6/2014).
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno menilai figur Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa masih terkuat di pemilih. Ini meski hasil survei Indobarometer menunjukkan elektabilitas Prabowo-Hatta di bawah Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Teguh mengatakan mesin partai koalisi harus bekerja untuk terus menemui masyarakat. "Nah sentuhan itulah yang dilakukan oleh infrastruktur partai, bicara menjelaskan, mengajak kembali, dan sebagainya," kata Teguh, Kamis (19/6/2014).
Ia mengakui pemilih PAN belum tentu secara otomatis memilih pasangan yang diusung partai tersebut. Dilain pihan, Teguh mengatakan adapula pemilih PDIP yang tidak memilih pasangan Jokowi-JK.
"Ada juga yang lebih senang kepada Pak Prabowo-Hatta. Nah sekarang kunci partai kita itu memastikan perolehan kita ini bagaimana, itu yang kita lakukan," katanya.
Anggota Komisi V DPR itu menegaskan pihaknya akan memperkuat basis-basis massa PAN pada pemilihan presiden. Apalagi yang diusung kali ini merupakan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang menjadi pendamping Prabowo Subianto.
"Kalau buat PAN sendiri ini bahasa sederhanyanya kapan lagi. Karena belum tentu lima puluh tahun lagi PAN punya kandidat calon wakil presiden yang adalah ketua umum PAN. Pak Prabowo saja bukan ketua umum, Pak Jokowi apalagi, Pak JK bukan," ungkapnya.
Untuk itu, Teguh mengatakan menjadi kewajiban bagi kader PAN untuk mendukung penuh Hatta Rajasa pada pemilihan presiden.
"PAN itu wajib hukumnya ibaratnya all out betul, walaupun dalam pileg kemarin sudah all out ini kita berjuang lagi. Karena ini menjadi momentum buat PAN untuk beranjak dari partai penengah menjadi partai besar, karena kalau kita ikuti bagaiman sambutan masyarakat ketika Pak Hatta menjadi ketua umum PAN, dengan ketika sekarang beliau menjadi cawapres tentu jauh lebih dahsyat sekarang," jelasnya.